COWASJP.COM – Kondisi David Ozora memprihatinkan. Belum bisa mengenali orang, hanya bisa disuapi. Ayahnya, Jonathan, melalui Twitter mengabarkan, David mengalami Diffuse Axonal Injury (DAI) tingkat 2. Kasihan.
***
TULISAN Jonathan di Twitter, Kamis, 30 Maret 2023, begini: "Dari dinyatakan koma dengan GCS 3 sampai rekam medis yang menyatakan diffuse axonal injury stage 2, aku adalah saksi mata yang nemenin kamu dari kejang-kejang 3 hari sampai kamu bangkit di atas 2 kakimu. I witness you.”
Dilanjut: "Hari ini waktunya perlawanan. Kamu pasti menang, seperti sebelumnya. Mereka akan hancur, seperti sebelumnya.”
Kalimat lanjutan itu mungkin bukan dimaksudkan melawan musuhnya, Mario Dandy. Melainkan melawan rasa tidak berdaya. Walaupun diikuti kata ‘mereka akan hancur’. Entah apa maksudnya. Cuma Jonathan yang tahu.
Diffuse Axonal Injury (DAI). Adalah jenis cedera otak kelas berat, akibat guncangan kepala hebat. Seperti diketahui, David dalam posisi tidur di tanah, kepalanya diinjak dan ditendang berkali-kali oleh Mario, Senin, 20 Februari 2023.
Tujuh pakar kesehatan otak, F. Rivera, A. Adhia, V. Lyons, B. Mills, E. Morgan, M. Simckes dan Rahbar Rowhani dalam karya ilmiah eureka bertajuk: “The Effects of Violence on Health” menyebutkan, DAI bagian dari Traumatic Brain Injury (TBI) atau cedera otak berat.
Disebut berat, sebab pemulihannya memakan waktu tahunan. Tidak mungkin singkat. Kalau singkat berarti bukan DAI. Ukuran singkat adalah hitungan bulan, tidak sampai setahun.
Itu banyak diidap para tentara Amerika Serikat yang pulang dari perang di Afghanistan. Akibat cedera kepala, kena pecahan bom atau terguncang oleh ledakan bom.
Bisa juga akibat suatu penganiayaan berat yang menyasar kepala. Diagnosis, terjadi pergeseran posisi otak dalam waktu cepat. Itu menyebabkan serabut saraf di otak meregang, dan robek.
Karena robekan terjadi pada serabut saraf otak yang bentuknya sangat kecil, sehingga penanganan medis tidak gampang. Butuh waktu bertahun-tahun.
Jurnal ilmiah karya tujuh pakar itu dipublikasi di United States National Library of Medicine di National Institutes of Health pada 2019. Di saat banyak tentara AS pulang dalam kondisi hidup, tapi mengalami DAI.
Diungkapkan, pasien DAI kondisi kesehatan buruk secara keseluruhan, termasuk kesehatan fisik dan mental. Pasien mengalami nyeri kronis, termasuk nyeri leher dan punggung.
Gejala sisa jangka panjang lainnya yang cenderung dialami oleh para penyintas ini termasuk peningkatan kesulitan ginekologi, gastrointestinal, dan sistem saraf pusat, serta penurunan fungsi kekebalan tubuh.
Artinya, setelah pasien sembuh, tetap akan mengidap dampak bawaan DAI. Antara lain, penurunan fungsi kekebalan tubuh (immune system). Jelasnya, gampang sakit karena tingkat kekebalan tubuh rendah.
Akibat lainnya setelah pasien sembuh adalah mengidap Posttraumatic stress disorder (PTSD). Memori otak akan terus mengenang kejadian tindak kekerasan yang menyebabkan pasien menderita DAI.
Bentuknya, pasien mengalami halusinasi. Takut, cemas, gelisah, bahkan depresi. Semuanya secara tiba-tiba. Tanpa penyebab. Tapi itu disebabkan dampak bawaan DAI. Untuk ini diperlukan terapi lanjutan.
David, kini masih dirawat intensif di RS Mayapada, Setia Budi, Jakarta Selatan.
Kuasa hukum David, Mellisa Anggraeni, kepada pers, Rabu, 29 Maret 2023 mengatakan: David akan menjalani stem cell. Yakni menyuntikkan sel-sel baru ke tulang belakang David agar tumbuh kembali normal.
Mellisa: "Rencananya hari Minggu lalu. Malah sudah disuntikkan. Tetapi kemudian dokter mengatakan, butuh observasi lebih lanjut. Kata dokter, stem cell akan dilaksanakan 4 April 2023. Stem cell itu, disuntikkan sel-sel baru ke belakang tulang sumsum David. Diharapkan, itu bisa regenerasi atau memperbaiki sel-sel yang rusak. Kurang-lebih begitu.”
Dikutip dari Journal Springerplus, 2015, banyak penderita DAI dilakukan terapi stem cell. Ini terapi canggih (untuk ukuran tahun 2015) penderita DAI.
Jurnal itu mengungkapkan, bahwa pemberian sel induk intratekal pada pasien dengan cedera otak traumatis, akan meningkatkan aliran darah di otak. Itu menghasilkan dorongan angiogenesis dan meningkatkan suplai oksigen ke sel. Dengan cara ini, mekanisme penyembuhan bakal lebih cepat.
Satu-satunya hal menggembirakan pada kondisi David: Sudah bisa disuapi.
Melissa: "Semalam, saya dapat foto David udah bisa disuapkan makanan, walaupun masih yang ringan-ringan.”
Dilanjut: “Perbaikan kognitif, masih jauh belum baik. Tetapi sudah ada perbaikan David itu tadinya matanya kosong banget ya. Sekarang fokusnya jarang dapet, tetapi sudah bisa mengikuti gerakan. Kalau tangan kita digerakkan ke matanya, mata David akan ngikutin, sehingga jadi kesadarannya yang mau dinaikkan, distimulasi oleh dokter melalui berbagai fisioterapi, seperti stem cell."
Kondisi David dengan reaksi ayahnya seperti itu, tampaknya sulit bagi keluarga Jonathan memaafkan Mario. Itu sudah dikatakan Jonathan kepada pers, berkali-kali.
Bahkan, beberapa waktu lalu Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Reda Manthovani mengatakan kepada pers, akan menawarkan restorative justice kepada keluarga David. Pernyataan itu tidak dikatakan secara langsung oleh Reda kepada keluarga David, saat Reda menjenguk David di RS Mayapada. Tidak. Melainkan, dikatakan Reda kepada pers.
Terbukti, pihak keluarga David menolak keras tawaran restorative justice (damai). Bahkan mereka heran dengan tawaran tersebut. Sebab, dampak penganiayaan Mario ke David sangat parah.
Tapi, perkara ini belum disidangkan. Bagaimana yang terjadi di sidang nanti, kita tunggu saja. (*)