COWASJP.COM – Penantian panjang pencairan deviden dan pengembalian saham karyawan Jawa Pos membuat para pensiunan kian gerah.
Salah satunya Abdul Muis yang karib disapa Cak Amu. Wartawan olahraga yang pernah meliput Piala Dunia Korea - Jepang 2002 dan Olimpiade Atlanta 1996 ini akan melakukan aksi sosial dan solidaritas Gowes alias mancal pedal sepedanya dari Surabaya - Jakarta untuk menemui pemilik saham Jawa Pos.
Ia akan melakukan perjalanan selama lima hari mulai 25 November 2023. Diperkirakan tiba di Jakarta 29 atau 30 November 2023.
Di Jakarta Cak Amu akan meminta bantuan rekan sesama alumni Jawa Pos untuk mengantar ke rumah atau kantor salah satu komisaris Jawa Pos. "Selama ini saya belum pernah singgah di rumah Mas Goen (Goenawan Mohamad) dan Bu Erik (Eric Samola)," aku wartawan senior yang sudah bercucu tiga ini.
Mengapa harus ketemu mereka? Kedua orang yang dimaksud Cak Amu inilah yang punya power di antara pemilik saham lainnya.
Sebenarnya ada beberapa nama pemilik saham Jawa Pos. Misalnya Fikri Jufri, Dahlan Iskan dan lainnya.
Namun wartawan yang pernah ngepos di Kuala Lumpur Malaysia tujuh tahun ini akan puas jika bisa bertemu bos yang punya pengaruh besar untuk meloloskan saham 20 persen milik karyawan.
"Pak Dahlan kabarnya sudah rela melepas dua persen saham dari 20 persen milik karyawan yang jadi bancakan itu," sebut mantan Pimred Jawa Pos Edisi Arab Saudi ini.
Mengapa harus bersepeda? Sepeda adalah harta yang dimiliki Cak Amu setelah tidak bekerja lagi di Jawa Pos. "Motor sih ada. Tapi itu milik anak saya," akunya.
Karena itu, Cak Amu akan melakukan aksi sosial dan solidaritasnya ke Jakarta dengan sepeda yang dibelinya saat dapat pesangon. Maklum mantan manajer klub Galatama Mitra Surabaya (milik Jawa Pos saat itu) hobi Gowes.
Sebenarnya Cak Amu akan berangkat pas warga Indonesia memperingati Hari Pahlawan 10 November. Namun karena kesibukannya sebagai pengajar di Pondok Pesantren belum bisa ditinggalkan, maka tanggal 25 November waktu yang paling tepat. "Di pekan itu para santri sedang ujian tulis. Jadi pelajaran literasi yang saya ajarkan diliburkan," jelas Cak Amu.
Untuk melakukan aksi sosialnya ini Cak Amu tidak sendirian. Rekan- rekan sepensiunan juga mendukung penuh. Mantan Pimred Jawa Pos Dr Dhimam Abror berharap Cak Amu bisa berkoordinasi dengan rekan di Jakarta untuk menemui Komisaris Jawa Pos.
"Semoga perjalanannya lancar dan Allah meridhoi perjuangan sampean," sebut Taufik Lamade, mantan Wapemred Jawa Pos yang kini komisaris Disway.
Doa dan support yang sama juga disampaikan senior Jawa Pos lainnya. Slamet Oerip Prihadi mantan wartawan Majalah Tempo era almarhum Anshori Thayib dan Suryanto Aka yang kini mendata Pensiunan Jawa Pos yang berhak atas deviden Jawa Pos yang belum pernah dibagikan selama menjadi karyawan itu.(*)