COWASJP.COM – TIDAK mau kalah dengan pemerintah Indonesia dalam memanjakan jama’ah haji, membuat pemerintah kerajaan Arab Saudi banyak membuat paket kebijakan untuk memanjakan jama’ah haji asal Indonesia.
Salah satu terobosan yang dirasakan langsung oleh jama’ah haji Indonesia adalah fasilitas fast track (jalur cepat). Di tahun 2024 ini pemerintah kerajaan Arab Saudi menambah jalur fast track di embarkasi Surabaya dan Solo, yang sebelumnya sudah diujicobakan di embarkasi Jakarta.
Bagi jama’ah haji asal embarkasi Surabaya misalnya, mereka tidak perlu repot-repot mengantri pengurusan keimigrasian Indonesia. Cop visa yang biasanya dilakukan di Bandara Juanda, kini dilakukan di Asrama Haji Sukolilo.
Namun, sayangnya, saat pemeriksaan dilakukan oleh imigrasi Indonesia, masih saja didapati barang-barang jama’ah haji yang tidak sesuai dengan ketentuan kepabeanan. Salah satunya adalah masih banyaknya jama’ah haji yang membawa rokok di atas batas yang diperbolehkan, yaitu 200 batang atau sekitar satu pres. Bahkan ada yang didapati satu koper berisi rokok baik Surya, Bold maupun LA Mild.
Banyaknya jama’ah yang membawa rokok dalam jumlah yang dilarang tersebut membuat proses imigrasi menjadi tersendat. Pihak kepabeanan Asrama Haji Sukolilo tidak memberikan kelonggaran sedikitpun bagi mereka yang melanggar aturan kepabeanan.
Setelah selesai urusan imigrasi Indonesia, jama’ah haji diarahkan untuk menaiki bus menuju Bandara Juanda. Sesampai di Bandara Juanda, jama’ah diarahkan masuk ke jalur fast track yang sudah ditunggu oleh petugas imigrasi pemerintah Arab Saudi. Dengan sikap ramah, pihak imigrasi memeriksa visa haji lalu menstempel paspor milik jama’ah haji dan proses sidik jari.
Tidak kurang dari dua jam, semua jama’ah sudah diarahkan ke waiting room bandara.
Kebijakan fast track ini sangat dirasakan oleh jama’ah haji asal Indonesia, terutama jama’ah lansia (lanjut usia) dan risti (risiko tinggi), sebab mereka tidak perlu capek-capek mengantri di imigrasi Arab Saudi.
Setiba di bandara Madinah untuk gelombang pertama, nyaris tidak ada antrean yang mengular karena jama’ah tinggal melintasi jalur keluar yang hanya dilakukan pemeriksaan barang bawaan yang sebenarnya sudah dinyatakan lolos oleh imigrasi Indonesia.
Setiba di Bandara Madinah untuk gelombang pertama, nyaris tidak ada antrean yang mengular. Jama'ah langsung diarahkan menuju bus. (FOTO: Ramly Syahir)
Jama’ah langsung diarahkan menuju bus yang sudah menunggu sebelum kedatangan jama’ah haji. Dalam hitungan menit, jama’ah haji sudah berada dalam bus untuk selanjutnya diberangkatkan ke hotel di Madinah.
Sebagai orang yang pernah merasakan belum adanya kebijakan fast track ini, dulu saya merasakan betapa lamanya proses keimigrasian baik di Bandara Jeddah maupun di Madinah. Sebagian jama’ah bahkan ada yang membawa tikar sambil rebahan menunggu proses keimigrasian.
Namun kini pemandangan tersebut sama sekali sudah tidak terlihat. Sebab proses keimigrasian oleh pihak pemerintah Arab Saudi sudah dilakukan di negara asal jama’ah haji Indonesia. Walaupun awalnya kebijakan fast track ini hanya dilakukan di embarkasi Jakarta, kini ditambah lagi di embarkasi Surabaya dan Solo. Bukan tidak mungkin kebijakan fasilitas fast track ini juga akan diberlakukan di semua embarkasi di Indonesia.
H. Mohamad Sa’dun, ketua kloter 34 Surabaya, mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi ini. Menurutnya, pemerintah Arab Saudi, benar-benar total memanjakan jama’ah haji Indonesia, yang belum tentu diterapkan di negara-negara lain.
Bagi H. Sa’dun ketua kloter 34 SUB asal Probolinggo ini, fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi ini menunjukkan betapa pemerintah negara petro Dollar ini benar-benar memikirkan kenyamanan para tamu Allah, terutamanya yang dari Indonesia.
Fasilitas fast track ini sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang sedang menggalakkan program ramah lansia, yang memerlukan kenyamanan dalam berbagai kebutuhannya.(*)