COWASJP.COM – SALAH satu masalah yang sering terjadi pada jama’ah haji baik di Madinah maupun di Mekkah adalah jama’ah tersesat dan anak-anak kecil yang lepas dari kendali orang tuanya.
Guna mengantisipasi kejadian ini, pihak otoritas Masjid Nabawi di Madinah umpamanya, membuat pos-pos yang mereka namai Ri’ayatut Taihin (pelayanan bagi orang-orang tersesat/hilang) yang tersebar di beberapa titik di sekitar Masjid Nabawi.
Keberadaan pos ini sangat membantu petugas haji Indonesia, baik yang kloter maupun non kloter.
BACA JUGA: Terobosan Arab Saudi Manjakan Jama'ah Haji
Jama’ah haji Indonesia di Madinah banyak berada di hotel-hotel yang berada di sisi utara dan selatan Masjid Nabawi. Saya yang berada di kloter 34 SUB selama di Madinah berada di Hotel Abraj Taba yang berada di sisi kanan hotel Movenpic (bintang 5). Pos pemantauan orang tersesat kebetulan berada di sisi timur dari hotel yang saya tempati.
SETIAP HARI ADA SAJA YANG TERSESAT
Setiap pagi saya berusaha berada di sekitar pos orang tersesat, dengan harapan saya bisa bersinergi dengan petugas Arab Saudi. Dan benar saja, menurut data mereka, setiap harinya tidak kurang dari 75 orang diantarkan ke pos tersebut karena kebingungan kembali ke hotel.
Pernah suatu ketika saya dipanggil oleh petugas pos yang mendapati salah saeorang jama’ah asal Pasuruan yang berada dalam ruangan pos. Petugas kesulitan menginterogasi ibu yang sudah lansia tersebut karena tidak paham bahasa Arab. Jadilah saya mencoba menerjemahkan dan membantu mengecek data hotel di mana ibu tersebut tinggal. Setelah data hotel ditemukan, justru petugas Arab Saudi yang siap mengantarkan langsung ibu yang tersesat tersebut, walaupun jaraknya cukup jauh karena berada di sisi selatan Masjid Nabawi (dekat makam Baqi’).
Inilah rumah untuk mengamankan anak-anak yang tersesat. (FOTO: Ramly Syahir)
Cerita tentang orang tersesat di Madinah ini hampir terjadi setiap hari. Bahkan jama’ah yang berasal dari kabupaten Probolinggo juga sering tersesat saat sholat di Masjid Nabawi. Penyebab utamanya adalah karena faktor usia karena mata rabun dan daya ingat yang sudah menurun. Untung saja, mereka terbantukan dengan keberadaan petugas haji Indonesia di Arab Saudi, petugas haji kloter dan petugas orang hilang yang disiapkan oleh pihak Arab Saudi.
Adalah H. Moh Sa’dun ketua kloter 34 SUB praktis dibuat sibuk menerima telpon karena jama’ahnya sering tersesat di sekitar Masjid Nabawi. Sebagai ketua kloter, Haji Sa’dun yang juga Kasubag Kemenag Kabupaten Probolinggo bergegas menemui jama’ahnya yang tersesat. Guna memudahkan penjemputan, ayah dari lima anak ini biasanya meminta untuk bertemu di pintu 333 masjid Nabawi jika berada di utara masjid.
Dalam sehari saja, Pak Haji Sa’dun bisa lima kali menjemput jama’ah ke pintu gerbang 333 masjid Nabawi.
Ramly Syahir di Masjidil Haram. (FOTO: Dok. Ramly Syahir)
“Alhamdilillah, semua bisa teratasi”, ujar H. Sa’dun kepada CowasJP.com sambil tersenyum santai.
Untuk kasus anak kecil hilang di sekitar Masjid Nabawi juga tidak kalah menarik. Mereka terlepas dari kendali orang tuanya kebanyakan saat akan memasuki Masjid Nabawi dan saat akan memasuki Raudhah. Anak kecil yang terlepas dari kendali orang tuanya tersebut sering disebabkan oleh konsentrasi yang berlebihan dari orang tuanya yang akan memasuki Raudhah, sehingga lupa dengan anak-anak mereka. Untung saja, petugas Arab Saudi sigap dengan kasus yang satu ini.
Begitu anak kecil yang terlepas dari orang tuanya ditemukan, pihak petugas Arab Saudi akan membawanya ke pos khusus anak kecil yang hilang yang berdekatan dengan pemakaman Baqi atau dekat pintu 357. Di pos ini, anak kecil tersebut akan langsung ditandai dengan gelang khusus berwarna hijau.
Mereka dihibur agar tidak stres selama menunggu kedatangan orang tuanya. Ruangan yang nyaman dengan peralatan permainan yang beragam, justru membuat mereka lupa dengan orang tuanya yang juga kebingungan mencari anaknya yang terlepas.(*)