COWASJP.COM – DI ANTARA lima petugas haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) terdapat tenaga kesehatan (nakes) yang terdiri dari seorang dokter dan dua perawat.
Tugas yang dibebankan kepada mereka tidaklah ringan. Mulai dari mengawasi kesehatan saat di pemondokan (maktab) di Arab Saudi, Arafah-Mina dan di atas pesawat. Selain dibekali pengetahuan khusus dalam menangani jama’ah haji lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti), mereka juga dibekali stok obat-obatan dari Kementerian Kesehatan RI.
Tugas mereka memang tergolong berat, sebab mereka harus siap dibangunkan dari tidurnya setiap saat oleh jama’ah yang sedang dalam kondisi gawat. Perjuangan tersebut memerlukan kegigihan ektra agar tidak jatuh korban.
BACA JUGA: Hindari Peziarah Siluman, Petugas Raudah Lakukan Pemeriksaan Ekstra Ketat
Di antara nakes yang saya kenal baik, terdapat dua dokter yang benar-benat all out menangani jama’ah haji di kloter 31 dan 34 SUB. Dokter Rizki Nur Fitria yang baru berusia 30 tahun termasuk yang paling aktif dan peduli mengawal jama’ah yang sakit. Dalam sehari dokter cantik ini dibantu kedua perawatnya dari Surabaya, yaitu Haris Widodo dan M. Hendri. Dokter Rizki Nur Fitria aktif melakukan visitasi ke kamar-kamar jama’ah guna memantau kesehatan para tamu Allah dan memberikan penyuluhan kesehatan.
Sebagai seorang nakes yang bertugas pertama kali, tidak membuatnya kesulitan merawat jama’ah. Sebab ia sudah terbiasa merawat pasien di rumah sakit Tongas Probolinggo.
Selain telaten merawat jama’ah, dokter muda yang juga istri dari seorang anggota polisi ini tergolong cekatan dalam merawat jama’ah.
Dokter Rida -- sapaan akrab dr Masrida Fatmawati -- TKHK kloter 31 Sub. (FOTO: Ramly Syahir)
Saat jelang keberangkatan di Asrama Haji Sukolilo, ia mendapati salah seorang jama’ah kloter 34 asal Probolinggo yang bernama Agus Rahmad yang bermasalah pada jantungnya. Tanpa pikir panjang, dokter Rizki, demikian ia biasa disapa langsung membawa si pasien tersebut ke klinik di asrama haji. Dan benar saja, pasien tersebut langsung dilakukan tindakan rawat inap yang berakibat tertundanya keberangkatan ke kloter 59 SUB.
Pasien tersebut rupanya tidak merasa kesal kepada dokter Rizki, bahkan berterima kasih karena telah menangani dengan cepat.
BACA JUGA: Terobosan Arab Saudi Manjakan Jama'ah Haji
Lain dokter Rizki lain pula dokter Masrida Fatmawati. Dokter yang masih berusia 34 tahun ini juga tidak mau kalah dengan rekan-rekannya yang lain. Di kloter 31 SUB di mana ia ditugaskan, ia ditemani kedua perawatnya pun tidak kenal lelah. Ia bahkan tidak punya cukup waktu untuk belanja dan jalan-jalan ke mall baik di Makkah maupun di Madinah.
Pernah suatu ketika, dokter asal Pasuruan ini hendak melakukan towaf Ifadhah sebagai penyempurna rangkaian ibadah hajinya. Saat hendak memasuki pintu Masjidil Haram, ia menerima pesan whatsapp kalau ada jama’ahnya di hotel yang sedang kritis akibat gangguan jantung.
Dr. Rizki (dokter kloter 34 Sub) dibantu rekan nakes H. Haris Widodo lakukan visitasi ke kamar-kamar jama'ah. (FOTO: Ramly Syahir)
Tanpa pikir panjang, dokter muda yang berniat mengambil spesialis THT ini langsung putar haluan dengan membatalkan rencana towaf ifadhahnya dan langsung menuju kamar pasien yang sedang bermasalah jantungnya tersebut. Malam itu juga dokter Rida langsung melakukan tindakan cepat dengan membawa pasiennya ke klinik di sektor 9 di kawasan Misfalah.
Upayanya ternyata tidak sia-sia, nyawa pasien tersebut bisa tertolong. Tentu rasa syukur ia panjatkan karena telah bisa menyelamatkan nyawa pasiennya.
BACA JUGA: Kesigapan Petugas Arab Saudi Melayani Jama'ah Tersesat
Cerita tentang kegigihan tim nakes itu tidak sampai di situ. Mereka sering disibukkan dengan panggilan dari pasien yang tidak kenal waktu. Saat para
Nakes sedang istirahat, kamar mereka diketok-ketok oleh jama’ah yang mengeluhkan bermacam-macam penyakit. Mulai dari batuk kronis, sesak napas bahkan ada yang mengeluh sakit kepala.
“Pasien aman dan sehat itu merupakan kepuasan tersendiri bagi kami”, tandas dokter Rida.(*)