Deteksi Kanker Usus (3)

Tidak Dibedah, Disuruh Kemo di Graha Amerta

Dihibur cucu saat dirawat di Mayapada Hospital. (FOTO: Dokumen Pribadi Nasaruddin Ismail)

COWASJP.COM – Usai colonoscopy, saya ajak ngobrol dr Dewanto Sp PD. Dokter yang mengoperasikan colonoscopy itu.

Rasanya dia berat untuk menjelaskan hasil yang baru saja dia lihat. Dengan kamera yang dimasukkan ke usus itu.

Tapi, atas desakan saya, akhirnya beliau berbicara apa adanya. Mimik saya seakan cuwek dengan kenyataan yang bakal diterima. Meski pahit sekali pun. Jika tidak demikian, dokter kayaknya enggan berterus terang.

Saya sengaja mbanyol (melucu) untuk menghibur diri. Sehingga dokter pun senang mendengar guyonan yang saya lontarkan.

BACA JUGA: Tidur 2 Jam, Slang 1,5 Meter Dimasukkan Lewat Dubur​

"Saya harus bicara apa adanya. Agar Bapak tahu," ucapnya. 

Jantung saya terasa berdebar-debar. Ini pasti hasilnya tidak menggembirakan.

"Jadi ....  di usus besar saya ada tumor, dokter?" tanya saya sembari menarik napas panjang. Tapi, masih tetap senyum.

"Iya," jawabnya singkat. 

Sebelum saya menimpali, dokter yang gaya bicaranya kalem dan menyejukkan ini melanjutkan pembicaraannya.

"Tidak perlu khawatir. Yang kelihatan merah hanya 10 cm," lanjutnya.

"Tapi,  ganas dokter?," tanya saya lagi, seakan tidak puas dengan gaya dokter yang kalem ini. 

Kali ini saya sudah tidak tegang lagi. Teredam oleh gaya bicara dokter yang santun dan kalem itu. 
Dia pintar membuat saya tidak tegang. Dan hati saya tenang.

BACA JUGA: Gegara Tidak Lewat Diagnosis Laboratorium, Sakit Tak Kunjung Sembuh​

"Agar tidak merajalela bisa dioperasi. Dipotong semua. Kan habis persoalannya," ujar dr Derwanto. Senyum tak pernah lepas dari bibirnya yang membuat saya juga tenang. Meski ada kabar buruk.

"Setuju," jawab saya singkat, yang membuat dokter juga senang karena melihat saya kembali bersemangat.

"Sekarang, teknologi medis sudah maju. Sudah canggih. Soal potong memotong usus itu makanan sehari-hari dokter spesialis bedah," guraunya, menyemangati saya.

"Betul," jawab saya sembari mengacungkan jempol.

Lantas, dr Dewanto meminta izin untuk membuat laporan hasil colonoscopy tersebut.

"Terima kasih dokter. Saya sudah mendapatkan info yang jelas tentang apa yang saya curigai selama ini," ucap saya.

Lantas saya minta agar hasil colonoscopy itu dimasukkan ke flashdisk yang saya bawa.

"Boleh. Asalkan flashnya baru. Khawatir ada virusnya," ujar dokter lagi.

Saat pulang, saya pun diberi hasil rekaman tersebut. Kapan saja ada waktu bisa saya buka. Di laptop.

Hasil colonoscopy dan CT scan itu kemarin saya koordinasi dengan dr Tommy Lesmana SpB. Dokter yang dikenal sebagai konsultan bedah digestif.
Kata dia, belum disarankan untuk operasi pembedahan untuk membuang usus yang bendol.

"Saya belum menyarankan untuk pembedahan. Anda kemo saja dulu," ucapnya. Sambil memberikan rekomendasi untuk mengurus rujukan BPJS. Agar bisa dirawat inap di Graha Amerta, RS dr Soetomo Surabaya. Dengan gratis. (Habis)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda