Tawaran Damai Kajati DKI Jakarta
Lagi pula, perkaranya kini masih penyidikan Polri. Belum dilimpahkan ke Kejaksaan.
SelengkapnyaLagi pula, perkaranya kini masih penyidikan Polri. Belum dilimpahkan ke Kejaksaan.
SelengkapnyaPolisi meminta keterangan warga. Sedangkan, mayat dikirim ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Diperiksa tim forensik. Hasilnya, diumumkan polisi sangat minim, begini:
SelengkapnyaJadi, ia mundur karena sedang diperiksa KPK.
SelengkapnyaItulah inti penjelasan Ivan. Meski susunan kalimatnya agak membingungkan. Berputar. Tidak langsung ke inti persoalan. Mbulet belibet. Tapi, bisa disimpulkan begini:
Selengkapnya"Mengenai Rp 300 triliun, sampai siang hari ini saya tidak mendapatkan informasi 300 itu ngitungnya dari mana, transaksinya apa saja, siapa yang terlibat?”
SelengkapnyaKhawatirku, rakyat cuma manggut-manggut, senyum-senyum, iya-iya… padahal nggak iya sama sekali. Gegara rerata lama sekolah itu.
Selengkapnya"H (Heni) itu ikut di situ tidak kenal dengan si Permana, H itu di tempat yang tidak tepat karena pada saat selesai ngaji, Y itu kasih pesan (ke suami) "aku ditemeni H ya, ke tempat dia (Permana)."
SelengkapnyaMendadak, muncul laporan baru, di luar kasus Rafael. Bahwa Prof Mahfud terima laporan transaksi mencurigakan senilai Rp 300 triliun.
SelengkapnyaJumlah rekening sampai puluhan, bukan cuma atas nama Rafael. Namun juga atas nama anggota keluarga: Ernie Meike Torondek (isteri Rafael) dan anak-anak Rafael, termasuk Mario Dandy Satrio.
SelengkapnyaLHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) yang wajib dilaporkan pejabat negara ke negara. Rafael sudah melaporkan LHKPN senilai Rp 56,1 miliar
Selengkapnya