Audio Visual Annual Report, Makhluk Apakah?
...
SelengkapnyaAda satu pertanyaan besar yang mengurung benak generasi muda Indonesia kelahiran tahun 1990-an. Mengapa Belanda menjajah negeri ini sangat lama? 350 tahun! Mengapa “wong Londo” (orang Belanda) ngotot mengusai ibu pertiwi tiga abad lebih?
SelengkapnyaWajah Indra, sahabat saya, tampak kurang sumringah. Tidak seperti biasanya yang selalu murah senyum. Seharian kemarin, paras Indra tampak suntrut.
SelengkapnyaKONTRIBUTOR CoWasJP.com ini adalah putera Konco Lawas JP Darul Farokhi.
SelengkapnyaLima tahun terakhir ini, bisnis media memang berubah total. Media cetak memasuki ‘’waktu magrib’’ yang berarti tumbuh negatif. Media online baru memasuki ‘’waktu subuh’’ yang berarti tumbuh positif.
SelengkapnyaMenanggapi komentar-komentar miring tentang merek Empal Brewok, aku berusaha sabar. Karena aku sudah menduga itu akan terjadi.
SelengkapnyaSudah saya duga merek Empal Brewok akan membuat heboh. Sejak saya me-‘launching’ (pura-puranya, maksudnya meng-up load) dendeng ragi, menu tradisional Jawa Timur, dengan merek Empal Brewok di Grup Kuliner Surabaya (GKS) di Facebook, saya langsung ‘diserbu
SelengkapnyaLaki-laki tua itu berjalan tertatih-tatih menyusuri jalan menurun ke arah Kembang Kuning. Tungkai kakinya nampak bengkak, wajahnya pun terlihat lebam. Meski begitu, lelaki yang tinggal di kawasan Banyuurip Surabaya ini masih tetap bekerja dengan sisa-sis
SelengkapnyaPERCAYALAH! Saya dulu adalah mantri yang suka nyuntik. Tapi nanti dulu. Saya bukan orangnya yang suka sembarangan menyuntik pantat orang. Apalagi nyuntik pantat nenek nenek.
SelengkapnyaTak terasa wadah seduluran Konco Lawas Jawa Pos (CoWas JP) sudah berusia enam bulan lebih. Dalam waktu yang singkat ini banyak manfaat yang saya unduh. Karena itulah, saya mencoba membuat catatan ringan untuk disimak kembali, agar perkembangan CowasJP bis
Selengkapnya