Ekspedisi Batin (21): Menggapai Transformasi, Menemukan Moderasi
Puasa menawarkan cermin yang memantulkan versi terbaik dari diri kita. Bukan untuk disanjung atau dipuja. Tetapi versi hikmah untuk direnungi dan dibenahi.
SelengkapnyaPuasa menawarkan cermin yang memantulkan versi terbaik dari diri kita. Bukan untuk disanjung atau dipuja. Tetapi versi hikmah untuk direnungi dan dibenahi.
SelengkapnyaDengan berpuasa, pribadi muslim diajak untuk merasakan getirnya kelaparan.
SelengkapnyaUrusan mental ini memang tidak sesederhana diucapkan. Apalgi di tengah liku kehidupan yang penuh misteri kehidupan yang sedang dijalani manusia.
SelengkapnyaAyat ini menunjukkan bahwa dalam setiap upaya dan kegagalan, tawakkal kepada-Nya adalah kunci untuk bangkit.
SelengkapnyaYang dipuisikan Rumi dan firman Allah ini bukan sekedar pencarian terhadap apa yang absen. Itu semua sebuah proses saling menemukan antara jiwa dan ilahi.
SelengkapnyaDalam seharian kemarin, penulis menemani beberapa orang.
SelengkapnyaMereka merasakan, menyerap, lalu memurnikan energi kental itu menjadi energi spiritual yang mampu meledakkan potensi dalam tubuh fisik dan non fisiknya.
SelengkapnyaPara ulama sufi telah memahami ini dan mereka merumuskan metode untuk mencapai tujuan spiritual yang agung ini.
SelengkapnyaDalam perjalanan itu, pengenalan diri menjadi kunci, memahami kekuatan dan batasan diri, menemukan dan mengobati penyakit batin yang menghalangi sinar-Nya.
SelengkapnyaSemuanya enak. Bisa dinikmati meski sedang puasa Ramadan.
Selengkapnya