Pagi Santai, Sore Off Road di Lava Merapi
HARI ketiga Tour Para Janda Pahlawan JP (Jawa Pos), Kamis 5 Oktober 2017, dimulai dengan pagi yang santai.
SelengkapnyaHARI ketiga Tour Para Janda Pahlawan JP (Jawa Pos), Kamis 5 Oktober 2017, dimulai dengan pagi yang santai.
SelengkapnyaInilah tour kali pertama Para Janda JP (Grup Jawa Pos). Sebelumnya tidak pernah ada tour yang dinikmati para janda karyawan JP.
SelengkapnyaCerita doa untuk si biru ini sebenarnya sudah ada sejak 31 tahun lalu.
SelengkapnyaLebih dari 20-an tahun saya tak pernah kontak lagi dengan Djono Wikanto Oesman. Inisial dalam beritanya dulu ketika masih di Jawa Pos adalah DWO.
SelengkapnyaKok pakai kata ‘akhirnya’? Juga disampaikan gembira?
SelengkapnyaKARENA tidak dapat hadir dalam Reuni dan Ulang Tahun ke-2 Cowas JP di Grand Hotel, Surabaya, Minggu (13/8) ini, saya ingin sekadar sumbang saran yang mungkin “worthed” untuk diperbincangkan ke depan.
SelengkapnyaJawa Pos (JP) bangkit, antara 1982-1994. Bangkit dari koran sama sekali tidak laku.
SelengkapnyaBEBERAPA waktu terakhir, ada beberapa konCo laWas yang akan menulis dan menerbitkan buku history Jawa Pos.
SelengkapnyaSalah satu episode terindah hidup saya, sebelum menjadi wartawan Jawa Pos adalah, ketika mlali-mlali, jalan-jalan berpetualang di Pulau Dewata, Bali.
SelengkapnyaMasih segar dalam ingatan, saat pak Basofi Sudirman menerima tawaran rekaman album kedua, pasca sukses Tidak Semua Laki-Laki.
Selengkapnya