"IBU ... IBU ... IBUKU ...."

Ferry Is Mirza, (Foto: Cowasjp.com)

COWASJP.COM – style="text-align:center">O l E h: FERRY IS MIRZA 

-----------------------------------------

SEUSAI sunnah Dhuha pagi tadi dan membaca tulisan Mas Agus yang mengisahkan 'penyesalan' kepada almarhum Bapaknya, saya terisak tak mampu membendung derasnya air mata. Sambil bergegas menyalakan mesin mobil, saya menetapkan hati untuk takziyah kubur ke makam ibu.
Dalam perjalanan saya menelpon sahabat saya H Dhimam Abror. Saya katakan, jangan lupa takziyah kubur ke orangtua kita.

459 hari yang lalu, bertepatan hari Jumat 30 Oktober 2014, menjelang subuh, Allah Ta'ala Sang Maha Pencipta dan Penguasa Alam Semesta mengutus Malaikat Izrail 'mengundang' roh ibu Hj. Siti Nur Laila Binti H Oesman Lubis di usia 86 tahun. Seusai salat Jumat di Masjid Al Falah Wisma Tropodo. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

Almarhumah orang yang paling amat sangat saya hormati-saya cinta-saya sayangi- saya takuti (takut durhaka/dosa) dan saya rindukan setelah Allah SWT dan Rasulullah SAW itu jazadnya dimakamkan. Nah saat itu kembali muncul dalam bayangan seusai sunnah Dhuha pagi ini. Subhanallahu .... Lalu, saya mencoba menuliskan bayangan nyata itu sebagai bahan renungan untuk semua saudaraku, sahabatku, khususnya untuk saya sendiri.

"Wahai Anak Laki, Lakukanlah Ini saat Orangtua-mu Meninggal." 

Ketika Ibu Ayah kita meninggal, turunlah dalam liang kubur dan sambutlah mayat beliau, buka papan penutup keranda (tempat usungan mayat), angkat mayat Ibu / Ayah kita. 

Biarkan kita yang memutar mayat Ibu / Ayah kita menghadap ke kiblat. 

Kita yang melakukan! Bukan hanya menyaksikan saja dan membiarkan orang lain yang melakukan. 

Allahu Rabbi ... "Ibu .. Terakhir kali ini aku melihat Ibu". Biarkan kita yang melepas ikatan di kepala dan di tubuh beliau .. Pegang lembut tubuh Ibu kita, arahkan dia dengan baik-baik, ambil gumpalan tanah dan letakanlah di belakang tengkuk Ibu kita. 

"Ibu, terakhir kali inilah aku melihat engkau". Kumandangkan Adzan dan iqamah di telinga Dia. 

Terlintas dalam hati kita sambil memegang Ibu kita ... Ingat sejak kita bayi, tangan Ibu kita ini yang mensuapi makanan ke mulut kita. Ingat hari pertama kita bisa berjalan, muntah, dan pup, beliaulah orang yang tidak pernah sedikit pun untuk menolak. Sebagaimana pun 'jahat'nya beliau, kita tetap anak beliau dan selalu terima sebagai anak beliau. 

Naiklah ke atas dan duduklah di tepi makam beliau serta perdengarkanlah "Talqin" yang disampaikan teruntuk Ibu kita. Hari terakhir ini lihatlah, tidak ada benda apapun yang bisa kita berikan untuk bekal beliau kecuali hanya Doa: 

"Ya Allah .. Aku angkat tanganku Ya Allah .. Aku ridha Kau ambil Ibuku Ya Allah .. Dia yang melahirkan aku .. Ya Allah hari ini aku tinggal Beliau Ya Allah, aku serahkan Beliau atas urusanmu Ya Allah. Aku tadahkan tanganku Ya Allah .. Aku memohon dengan sangat-sangat ampunkan dosa-dosa Ibuku, tolong Ya Allah Kasihani Ibuku Ya Allah .. Aku adalah hasil didikan dia. Ya Allah sayangi dia Ya Allah. Ya Allah husnul khatimah-kan dia. " 

Allah tak akan menolak doa tulus yang datang dari seorang anak. 

Pesan ini saya bagikan untuk sahabat-sahabatku selagi masih punya Ibu Ayah. Dan bagi sahabat-sahabatku yang sama sebagai yatim-piatu. 

Insya Allah bermanfaat. ***

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda