Hardiknas, Bangkitkan Minat Baca

Foto dan ilustrasi: CoWasJP.com

COWASJP.COM – Tiap tanggal 2 Mei yang ada dikalender kita bukan hari libur. Meski demikian bangsa Indonesia  tetap mengingat bahwa tanggal tersebut adalah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Di kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah tak lupa memeringati Hardiknas, meski sebatas upacara serimonial saja.

Hardiknas tanggal 2 M3i tidak pernah dirayakan  dan disambut meriah seperti hari nasional lainnya. Kalau toch diadakan di sekolah hanya upacara bendera. Sementara Bapak atau Ibu guru sebagai penerus pejuang pendidikan hanya menceritakan bagaimana kegigihan Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan di bumi pertiwi ini.

Sedekar mengingat waktu kita masih di sekolah dasar pernah diceritakan bahwa sosok Ki Hajar Dewantara yang merupakan orang ningrat memiliki  ide-ide brilian untuk memajukan pendidikan di negerinya. Waktu itu kolonial Belanda memang membatasi anak-anak bangsa untuk maju dalam pendidikan.

Ki Hajar Dewantara dikenal dengan dengan penggagas “ Tut Wuri Handayani”. Konsep inilah dikenang hingga sekarang dan dijadikan slogan dalam dunia pendidikan. Ketika beliau melawan Belanda banyak slogan-slogan yang dilontarkan ke massa. Di antaranya “Satu untuk semua,Semua untuk Satu”.

hari-diknaswordpress-titip-yoeabsK.jpg

Foto: wordpress

Seperti kita  ketahui, melihat perkembangan pendidikan di negeri ini memang sudah banyak mendapatkan perhatian pemerintah. Berbagai sarana pendidikan baik yang dipusat maupun di daerah sudah disediakan.

Meski demikian secara jujur beberapa sarana pendidikan di daerah terpencil masih tertinggal. Bahkan di daerah terpencil di negeri ini masih ada gedung sekolah yang rusak dan belum mendapatkan perhatian.

Salah satu contoh sarana pendidikan yang sudah kita nikmati dengan baik adalah tersedianya gedung perpustakaan (Perpus). Sarana ini bukan saja terdapat dipusat kota, tapi sampai pelosok pun sudah tersedia.

Ya, ada pula perpustakaan keliling, bahkan di Surabaya taman bermain pun disediakan sarana perpustakaan. Kita sekarang tinggal bagaimana cara menarik anak-anak untuk menumbuhkan minat membaca. Paling tidak sudah waktunya ada semboyan : Bangkitkan Minat Baca”

Beberapa tahun terakhir ini sangat terasa bahwa minat membaca khususnya anak-anak sangat kurang. Meski disediakan perpustakaan Gratis, mereka enggan untuk datang. Mereka sudah malas dan membaca buku-buku ilmu pengetahuan baik diperpus sekolah maupun perpus ditempat lain.

hardiknasceritamedanGThLQ.jpg

Sambut HARDIKNAS, SMP 16 Medan Budayakan Membaca Buku. (Foto: ceritamedan)

Perkembangan teknologi dewasa ini berkembang pesat. Berdasarkan  pengamatan CowasJP.Com, sudah sejak lama anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk main game online atau otak-atik Androit miliknya. 

Bagaimana cara menumbhkan minat baca terhadap anak ? Drs. Subardi, mantan kepala sekolah dasar Gadel I Surabaya  mengatakan, salah satu kunci menumbhkan minat baca adalah perlu komunikasi antara guru dan anak harus lebih akrab. 

Lelaki berusia 69 tahun ini  menjelaskan, belakangan hubungan guru dan murid cederung jauh. “ Gak bisa anak hanya diberi tugas mengerjakan sesuatu tanpa ada pemdampingan. Apalagi kalau masih di SD’” katanya. 

Sementara itu, Mas Amang Mawardi, seniman dan pemerhati pendidikan berkomentar bahwa minat baca pada anak-anak masih kurang. Ini dikarenakan masyarakat kita masih dalam tataran budaya melihat dan mendengar, termasuk anak-anak. Misalnya, terbiasa melihat (dan mendengar televisi)

“Masyarakat tidak dibiasakan memasuki dunia literasi (dunia membaca dan menulis). Padahal dunia literasi lebih bisa mengembangkan imajinasi anak-anak”, ujar Amang.  

Menurut dia, dengan dibiasakan membaca anak-anak akan lebih berkembang imajinasinya. Anak akan lebih mudah untuk menuliskan sesuatu/gagasannya yang berkembang dari kebiasaan membaca. Oleh sebab itu submata pelajaran mengarang sebaiknya ditambah. “Bangsa besar lahir dari gagasan2 besar, dan salah satunya bisa diperoleh dari kebiasaan membaca dan menulis,’’ pesan Mas Amang.

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda