COWASJP.COM – SLEMAN – Anggota DPR RI Ahmad Hanafi Rais mengajak anak-anak muda dan masyarakat pada umumnya untuk mengisi kemerdekaan dengan cara nirkekerasan. Semua pihak hendaknya menyikapi masalah dengan tanpa kekerasan.
‘’Protes boleh. Tidak setuju boleh. Tapi jangan menyampaikannya secara provokatif dan dengan kekerasan. Lakukan dialog untuk mencari solusi. Duduk bersama, berdialog akan lebih baik. Ini adalah cara mengisi kemerdekaan yang keren,’’ ujar Hanafi Rais dalam Malam Tirakatan “Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan” di Perum Gumuk Indah, Sidoarum, Godean, Selasa (16/7) malam. Acara ini merupakan satu rangkaian dari Pekemon GO (Peringatan Kemerdekaan Ono ing Goemoek).
ANTUSIAS : Warga memenuhi tempat yang disediakan dalam Tirakatan Pitulasan Pekemon GO. (Erwan W/CowasJP)
Hanafi yang bergelut di dunia pendidikan sebagai Ketua Yayasan Budi Mulia Dua menambahkan, potensi kekerasan bisa muncul dari tempat yang kecil di sekitar kita. Kondisi masyarakat yang majemuk dan beragam, sangat mudah memunculkan perbedaan-perbedaan. Jika perbedaan tersebut tidak disikapi dengan nirkekerasan, persoalan besar bisa muncul.
Banyak hal bisa dilakukan dalam mengisi kemerdekaan dengan tanpa kekerasan. Selain selalu mengedepankan dialog, Hanafi juga menyebut Bank Sampah sebagai bentuk mengisi kemerdekaan nirkekerasan. ‘’Bank Sampah itu bisa memerangi masalah sampah tanpa menimbulkan kekerasan terhadap lingkungan. Ini gerakan yang akrab lingkungan,’’ tambah Hanafi yang tahu dengan ikon Gumuk Indah yakni Bank Sampah.
IKON: Hanafi Rais (tiga dari kanan) menyempatkan diri mampir ke Bank Sampah Griya Sapu Lidi. (erwan w/cowaspj)
Di hadapan 300-an warga perumahan dan siswa-siswi MAN Godean, Hanafi juga mengingatkan soal media sosial. Secara khusus Hanafi meminta anak-anak muda yang setiap hari memegang gadget untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Terutama dalam ber-sosial media.
Dalam kontek kemerdekaan dan jati diri bangsa, putra sulung mantan Ketua MPR HM Amien Rais meminta anak-anak muda menggunakan social media untuk menunjukkan karakternya sebagai bangsa Indonesia. ‘’Jangan hanya dipakai untuk guyon. Manfaatkan sisi baik sosial media itu. Upload hal-hal baik, inspiratif dan kreatif. Tunjukkan karakter anak Indonesia yang kreatif dan inspiratif,’’ pesannya.
DAPAT HADIAH: Salah satu siswi MAN Godean yang tanya langsung ke Hanafi Rais. (erwan w/cowasjp)
Menanggapi pertanyaan salah satu siswi mengenai bagaimana menggunakan sosmed dengan baik untuk menghindari hal-hal negatif, Hanafi menguraikan sejumlah tips. “Pertama, gunakan sosmed kalau kalian benar-benar mendapatkan keuntungan. Harus ada keuntungan yang kongkret. Misalnya, dengan update hal-hal yang inspiratif, lalu banyak di-like dan kemudian Anda dikenal sebagai sosok yang bisa menginspirasi,’’ urai Hanafi.
Kedua, lanjut Hanafi, gunakan sosmed untuk berbisnis. Sekarang eranya e-commerce, bisnis online. Orang mulai senang berbelanja lewat internet. ‘’Kini, orang ke mal tidak untuk berbelanja, tapi untuk makan. Ke mal untuk membandingkan harga barang yang telah dilihatnya di medsos. Murah yang mana. Banyak yang kemudian memilih belanja online,’’ katanya.
SIMBOL REGENERASI : Ketua RW 26 Yudi Trihatmanto menyerahkan potongan tumpeng ke ketua panitia Pekemon GO, Utha. (erwan w/cowasjp)
Soal bisnis online ini, Hanafi pun mencontohkan istrinya. Istrinya yang seorang dokter gigi sukses menjadi pebisnis online. Awalnya lewat blog. ‘’Pada tahun 2008, istri meminta izin untuk membuat blog dan menjual batik di blognya. Alhamdulillah, begitu posting batik-batik, ada pesanan dari Medan. Usaha yang dimulai delapan tahun lalu itu makin berkembang sekarang,’’ cerita ayah dua anak ini.
Malam tirakatan di Perum Gumuk Indah, Sidoarum selalu diisi dengan sarasehan. Sejumlah narasumber yang telah hadir dalam acara ini tahun sebelumnya di antaranya Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, KH Yahya Cholil Staquf, Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Direktur WALHI DIY, Ketua BLH DIY, dan Kepala BPOM DIY.
MENDAPAT ILMU: Warga mengikuti Tirakatan dengan antusias kendati tempat acara sempat basah diguyur hujan.(erwan w/jp)
‘’Kami ingin refleksi kemerdekaan lebih bermakna bagi warga. Tidak sekadar potong tumpeng, tetapi juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk mengisi kemerdekaan,’’ tegas Ketua RW 26 Sidoarum Drs. Yudi Trihatmanto MT. (wan)