COWASJP.COM – JOGJA - Media sosial dihebohkan dengan beredarnya foto candi baru yang ditemukan di wilayah Purworejo, Jawa Tengah. Tepatnya di Bukit Pajangan Dusun Makemdowo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo.
Struktur yang diduga candi ini terbuka karena bencana longsor pertengahan Juni 2016 lalu. Dari bekas longsoran yang terkelupas itu, terkuak lapisan tanah yang menutupi susunan bangunan menyerupai candi.
Susunan ini adalah ternyata batu andesit. Bentuknya unik. Seperti potongan balok berukuran 1,5 meter hingga 3 meter. Batu andesit itu tersusun berundak dengan posisi horisontal dan miring. Tersusun dengan sangat rapi terhampar sepanjang 200 meter dengan ketinggian sekitar 150 meter.
Di media sosial dikabarkan tim dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta telah melakukan penelitian ke lokasi pada Minggu (14/8/2016). Tim yang terdiri dari 9 peneliti ini mengatakan seandainya susunan batu itu betul-betul candi, maka ukurannya lebih besar dibandingkan Borobudur. Selain itu, usia batuan diduga lebih tua.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Dr Ir Harsoyo, M.Sc berani memastikan bahwa tumpukan bebatuan di Bukit Pajangan, Dusun Makem Dowo RT 02 RW 06, Desa Sidomulyo Kecamatan Purworejo, adalah benar-benar candi. Bahkan menurutnya, usia candi itu lebih tua dibanding Candi Borobudur.
Namun, menurut Kasi Sejarah Purbakala dan Nilai Tradisi Dikbudpora Purworejo, Eko Riyanto, hasil dari penelitian Tim Balai Arkeologi Yogyakarta dan Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, bangunan tersebut bukan merupakan candi.Tim ini melakukan penelitian pada Selasa (16/8/2016).
Para arkeolog dan ahli geologi, kata Eko, tidak menemukan data-data arkeologis. “Fenomena ini hanyalah fenomena geologi. Jadi bukan candi,’’ jelas Eko pada media.
Menurut para peneliti, batuan tersebut terbentuk karena lava vulkanik dari gunung berapi purba yang meletus di masa lampau. Batuan yang terlihat itu merupakan lava yang mengalami pembekuan.
Kenapa berbentuk berundak? Mengutip penjelasan ahli geologi, Eko mengatakan hal itu terjadi secara alamiah, karena proses alam.
Bukit Pajangan, tempat ditemukannya batu berundak ini, selama ini jauh dari sentuhan tangan manusia. Bukit setinggi 150an meter itu terbuka lapisan tanahnya gara-gara longsor. Dan tampaklah susunan batu yang menghebohkan itu.
Kendati bukan candi atau situs purbakala, temuan susunan batu yang unik ini, mestinya bisa dikelola menjadi tempat yang menarik perhatian. Barangkali Dinas Pariwisata yang sebaiknya menangkap fenomena ini. Lalu mengolahnya menjadi tempat wisata…(wan)