COWASJP.COM – MINGGU 11 Desember 2016 ini Rhoma Irama genap berusia 70 Tahun. Bang Haji kelahiran Tasikmalaya 11 Desember 1946 itu dapat dua kado istimewa. Pertama, hari kelahirannya mendekati kelahiran Rasulullah SAW. sehingga Senin 12 Desember besok merupakan hari libur nasional.
Kado kedua, berupa sepucuk surat dari Menteri Hukum dan HAM Yasonta. Surat pengesahan Partai Islam Damai dan Aman sebagai partai yang sah. Dengan begitu, Idaman berhak ikut verifikasi KPU RI ikut Pemilu 2018.
Kabar pekan lalu itu memang surprise tersendiri. Karena sebelumnya Partai Idaman gagal lolos verifikasi di Kumham RI. Rupanya Bang Haji segera bertindak cepat, mengakuisisi sebuah partai yg sudah lolos Kumham RI 5 tahun lalu. Caranya? Sesuai UU Parpol, Partai tersebut menggelar konggres. Kongres menyetujui 3 hal. 1. Merubah AD ART partai. 2.
Merubah nama partai menjadi Partai Idaman. 3. Memilih pengurus baru yang diketuai Rhoma Irama. Hasil kongres tersebut kemudian diajukan ke Kemenkumham RI. Teknis pelaksananya seperti Perindo. Partai baru yang dapat legalitas dengan cara mengakuisisi partai lama.
Tidak seperti umumnya masyarakat Indonesia. Bang Haji tidak pernah secara rutin memperingati Ultahnya secara khusus. Hal itu saya amati pada Ultah Rhoma 11 Desember 2015 lalu, beliau ada rapat soal hak Cipta di Kemenkumham bersama Acil Bimbo. Tidak ada acara yg diadakan Bang Haji. Hanya saya dan kawan kawan PAMMI spontanitas
Kemudian 11 Desember 2014 Rhoma Ultah saat konser anugerah Dangdut di MNCTV. Justru Ikke Nurjanah Ketua harian PAMMI yg membawakan kue Ultah. Kami dari Forsa (Fans Of Rhoma and Soneta) juga mengado video film pendek karya Forsa Pasuruan. Sebelumnya, 11 Desember 2013 kami bersama puluhan sahabat Forsa mencegat Rhoma di ruang ganti studio TVRI Senayan, Rhoma kami kado poster gambar konser Soneta yg dihadiri puluhan ribu massa.
Walau Rhoma tidak bisa mengelak saat diberi ucapan selamat Ultah, tetapi beliau menolak bila diminta meniup lilin pada kue ultahnya. Alasan Rhoma: Lilin bukan budaya Islam. Gak perlu diikuti. Begitulah Sang Raja.
Usia 70 tahun bagi sebagian orang di ibarat kan matahari sudah sore. Sebentar lagi akan tenggelam. Tapi bagi Rhoma Irama usia bukanlah penghalang utk terus berkiprah dalam jihad. Bagi Rhoma, jihad menegakkan agama sudah dia tunjukkan sejak muda. Pada pemilu 1977 Rhoma sudah berkampanye ikut PPP. Itu yg menyebabkan PPP memenangkan pemilu di DKI Jakarta. Kemenangan yang sangat tidak sihendaki oleh Presiden Soeharto saat berkuasa.
Hukumannya buat Rhoma bukan dipenjara. Rhoma dilarang tampil di TVRI selama 11 Tahun.
Bayangkan hanya satu2nya TV yang bersiaran ketika itu. Bagaimana mempromokan lagu baru? Masih dihambat lagi izin konsernya Soneta dipersulit oleh Polri dan Laksusda. Tapi Allah memberi rizki bagi Rhoma dg jalan lain. Filmnya laris manis. Bahkan dua tahun dapat memproduksi 4 judul film sekaligus box office. Sampai usia keb70 ini Rhoma telah membintangi 26 judul film. Semua menjadi pemeran utama dan membawakan peran dirinya sendiri.
Apakah motivasi Rhoma terjun memimpin partai? Semata ingin jadi presiden? "Saya merasa jihad akan lebih efektif melalui saluran resmi di parlemen atau pemerintahan", kata Rhoma. Tetapi jihad melalui lagu dan musik tidak akan ditinggalkan.
Berambisi jadi Presiden? "Jabatan tidak perlu dicari. Kalau kita berjuang, Allah yang akan memberikan". tandas bapak delapan anak itu.
Memang usia bukanlah hambatan seseorang menjadi kepala negara. Presiden Ronald Reagan saat dilantik usianya 74 tahun. Wakil Presiden Jusuf Kalla saat dilantik 2014 lalu berusia 71 tahun.
Selamat Ultah Rajaku. Forsa akan selalu setia menjadi pengikutmu. Membantumu dalam dakwah amar makruf nahi munkar. Ikut menata negeri menjadi bangsa yang besar. Bangsa yang berakhaq. Indonesia yang adil dalam kemakmuran. Makmur dalam keadilan.
Tulisan ini kami lahirkan dalam perjalanan Kereta Api Surabaya ke Cirebon. Menghadiri pertemuan Forsa Cirebon memperingati Ultah 70 Tahun Rhoma. Kemudian besok ke Kuningan menghadiri Grand Final Festival Rhoma Irama Idol se Jawa Barat. ***