COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Moch Taufiq
-------------------------------
PESINDEN tidak ubahnya seorang bintang. Namun, selama ini popularitas Sang Bintang hanya bersifat lokal saja. Kalau pun ada yang terkenal sampai ke tingkat nasional, jumlahnya terhitung dengan jari saja. Dengan nama lain, hanya satu atau dua orang pesinden saja yang namanya nge-top hingga level nasional.
Tentu saja jika seorang pesinden sudah tersohor hingga ke pelosok Indonesia, maka eksistensinya akan berada dalam satu orbit dengan para artis atau selebritis. Disanjung dan dipuja sebagai seorang idola oleh fans yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Kalau sudah demikian, maka keuntungan finansial akan sangat mudah diperoleh.
BACA JUGA: Demi Mendongkrak Gengsi dan Popularitas Ribuan Sinden
“Sebenarnya saya ingin banget punya nasib seperti itu. Mungkin bukan hanya saya saja, tetapi hampir semua sinden di pelosok-pelosok daerah mempunyai keinginan terkenal di seluruh Indonesia,” tutur Ika Antonia, pesinden asal Desa Sanandayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar (Jawa Timur).
Sebagai seorang pesinden, nama Ika Antonia memang cukup dikenal. Tetapi ketenarannya hanya terbatas di Blitar dan sekitarnya. Ibarat kata, bintangnya hanya bersinar di langit yang terbatas.
Walaupun bersifat lokalistik, namun popularitas namanya sebagai pesinden tidak diraihnya begitu saja.
Untuk bisa menjadi seperti yang sekarang ini, prosesnya cukup panjang dan berliku. “Saya nyinden sejak usia 15 tahun. Artinya, hingga sekarang sudah 18 tahun saya menjalani profesi sebagai seorang pesinden,” jelas perempuan 33 tahun ini.
BACA JUGA: ''Masih Ada Hari Esok untuk Karier Sinden Saya''
Sudah puaskah Ika Antonia dengan popularitas lokalistiknya yang diperolehnya dengan penuh perjuangan itu?
“Jujur, sebenarnya saya ingin lebih dari itu,” jawabnya, blak-blakan. “Itulah sebabnya, saya menyambut dan menilai sangat baik acara pemilihan Ratu Sinden Nasional 2017 yang digelar LIBERTY. Dengan acara tersebut, lebih gampang bagi pesinden untuk nge-top di tingkat nasional,” ucap ibu 2 orang anak itu.
SINDEN MASA KINI
Komentar senada disampaikan oleh dalang kondang asli Blitar, Ki Wandono Nyoto Sudiro. Bos Sanggar Seni Surya Ndadari yang sekaligus merupakan guru sinden ini mengatakan, bahwa selama ini baru LIBERTYsatu-satunya media yang peduli dengan sinden.
“Pemilihan Ratu Sinden Nasional 2017, sangat bagus. Keren. Sebelum tidak pernah ada. Apalagi penyelenggaranya sebuah media nasional. Bukan instansi pemerintah,” tegas Ki Wandono di kediamannya.
Ki Wandono berharap, Ratu Sinden Nasional 2017 kelak berkesinambungan. Artinya, tidak hanya diadakan sekali saja. Tetapi bisa dijadikan semacam agenda tahunan. “Saran saya, lebih afdol lagi kalau pemilihannya didahului dengan audisi sinden di tingkat kabupaten atau kota,” tambahnya.
Yang jelas, Ratu Sinden Nasional 2017 , menurut Ki Wandono, akan lebih memotivasi pesinden di daerah-daerah untuk terus belajar dan menambah wawasan kebudayaannya.
“Saya sangat berharap pemilihan tersebut mampu melahirkan pesinden-pesinden masa kini,” ungkapnya.
Menurut Ki Wandono, pesinden masa kini tidak cukup hanya bermodal cantik saja. Selain pintar nembang dan vokalnya keren untuk didengarkan, pesinden sekarang juga dituntut untuk memiliki kepribadian yang baik. Dengan begitu, eksistensinya tidak dipandang remeh dan tidak terkesan hanya sebagai penghibur saja,” tegas Ki Wandono.
KHASANAH BUDAYA
Menurut Wawan Susetya, penulis buku-buku budaya Jawa dan Agama, Ratu Sinden Nasional 2017 patut mendapat apresiasi dengan sangat baik. Selain melestarikan khasanah budaya Jawa, acara tersebut kelak menghasilkan bibit-bibit baru yang potensial. “Sudah sewajarnya kalau semua pihak membantu penyelenggaraannya,” jelasnya.
Apalagi, lanjut dia, acara tersebut seiring dengan banyaknya bantuan berupa gamelan ke sekolah-sekolah. “Artinya, seni budaya akan lebih bangkit lagi menggeliat beriringan dengan audisi musik pop dan dangdut di TV. Begitu juga dengan Ratu Sinden Nasional 2017 ini,” ujar Wawan Susetya.
Sementara itu Ketua Panitia Ratu Sinden Nasional 2017, Herman Rivai, menjelaskan bahwa babak final acara tersebut dipastikan digelar di Hotel Singgasana Surabaya, di Jalan Raya Gunungsari, Surabaya. Pendaftaran bisa dilakukan langsung ke kantor redaksi LIBERTY, di Jalan Karah Agung 45 (Jawa Pos Grup) Surabaya. Informasi lengkap bisa menghubungi 081994916160 (Moch Taufiq). (*)