COWASJP.COM – ockquote>
O l e h: Nasaruddin Ismail
-------------------------------------
JUMLAH biro umrah di Indonesia terus bertambah dan tak terkontrol kualitas dan kredibilitasnya. Yang mengantongi izin dari Kementerian Agama (Kemenag) berkisar 770-an. Belum lagi biro umrah yang tak berizin.
Tragisnya, biro umrah yang berizin itu bukan berarti kinerjanya baik. Terbukti, saat ini lebih dari 100 ribuan calon jamaah umrah masih mangkrak, belum diberangkatkan. Itu pun baru dari satu biro umrah saja. Sebagian besar yang bermasalah itu, ingin membatalkan dan ingin refund, tapi dipersulit oleh biro umrah, dengan berbagai alasan.
YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) kebanjiran pengaduan calon jamaah umrah yang belum/gagal berangkat.
Per 6 Juni 3017, YLKI menerima 6.778 pengaduan calon jamaah umrah dari 6 (enam) biro umrah, yaitu:
1. First Travel 3.825 pengaduan;
2. Hannien Tour 1.821 pengaduan;
3. Kafilah Rindu Ka'bah 954 pengaduan;
4. Komunitas Jalan Lurus 122 pengaduan;
5. Basmalah Tour and Travel 33 pengaduan
6. Zabran dan Mila Tour 24 pengaduan
Dengan tingginya permasalahan tersebut, YLKI meminta masyarakat yang ingin umrah tidak mendaftar lebih dahulu kepada biro umrah "bermasalah", dengan indikasi banyaknya pengaduan jamaah yang belum/gagal berangkat. Biro umrah semacam itu merugikan calon jamaah, baik kerugian materiil maupun imateriil.
Masyarakat jangan tergiur oleh iming-iming tarif murah/tarif promo dari biro umrah. Sebab biro umrah diduga tengah mengeruk dana masyarakat, dan dana itulah yang akan digunakan untuk memberangkatkan ribuan calon jamaah yang masih mangkrak. Biro umrah menggunakan sistem "gali lubang tutup lubang" untuk memberangkatkan jamaahnya ("sistem ponzi"). Masyarakat yang sekarang mendaftar berisiko mengalami nasib serupa (gagal berangkat) di kemudian hari.
Seharusnya, jika biro umrah memang mempunyai itikad baik, maka promosi besar-besaran untuk menggaet calon jamaah baru dihentikan lebih dahulu, sampai calon jamaah yang masih mangkrak diberangkatkan.
KEMENTERIAN AGAMA DIAM SAJA
Anehnya, Kementerian Agama sebagai regulator membiarkanl kejadian buruk ini. Kejadian yang menyangkut ibadah suci, tapi dimain-mainkan oleh sejumlah orang yang bermotif mengeruk keuntungan duniawi yang menyesatkan.
Di mana peran Kementerian Agama dalam melindungi ummat Islam yang didzalimi? Pertanyaan.besar ini harusnya dijawab dengan tindakan tegas!
Seharusnya Kemenag menghentikan promosi dari biro umrah, yang terbukti ingkar janji pada calon jamaahnya. Bahkan bila perlu memcabut izinnya. Pengaduan YLKI ke Kementerian Agama, sampai sekarang pun belum direspon, walau sudah 2 (dua) minggu lebih (per 24/05/2017).
Jika dalam satu minggu ke depan Kemenag belum merespon pengaduan YLKI dimaksud, maka YLKI akan mengadukan Kemenag ke Ombudsman RI. Pejabat publik/institusi pemerintah yang tidak merespon pengaduan/tidak menjawab surat dari masyarakat, bisa dikategorikan sebagai malpraktik birokrasi.
Demikian update pengaduan masalah umrah di YLKI dari Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI. ( Nomor HP +62811195030).
Jika diperlukan konfirmasi lebih detail, silakan hubungi Saudara Abdul Basith, Staf Bidang Pengaduan YLKI, via 0812-9000- 9999. (*)