Sejarah Al Capone di Kasus Putri

ALPHONSE Gabriel Capone atau lebih dikenal dengan nama Al Capone. Salah satu gangster paling terkenal dalam sejarah Amerika Serikat (AS) bahkan dunia. (FOTO: len.wordpress.com)

COWASJP.COMBharada E, sudah jadi justice collaborator (JC). Kini diisukan, Putri Candrawathi (isteri Irjen Ferdy Sambo) ingin jadi JC juga. Tentu, tujuan JC adalah diskon hukuman. Tapi, apakah Putri layak jadi JC?

***

PERTANYAAN itu dijawab Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo, kepada pers, Senin, 22 Agustus 2022: "Tidak layak."

Adalah hak setiap tersangka untuk mengajukan diri jadi JC ke LPSK. Sebaliknya, juga hak LPSK untuk menerima atau menolak. Seperti, Bharada E mengajukan diri jadi JC, dan sudah diterima LPSK.

Sedangkan, Putri adalah isteri Sambo. Seumpama dia jadi JC, wajib mengungkap lika-liku kejahatan pelaku utama (Sambo) yang disangka Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana.

Apakah mungkin, Putri melawan suami?

Jawabnya, tidak mungkin. Ada conflict of interest. Patut diduga, Putri (seandainya jadi JC) bakal meringankan peran Sambo di pembunuhan berencana itu. Itu tidak relevan. Sebab, syarat menjadi JC ada lima, berikut ini:

1) Tindak pidana yang akan diungkap merupakan tindak pidana serius dan/atau terorganisasi.

2) Memberikan keterangan yang signifikan, relevan, dan andal untuk mengungkap suatu tindak pidana serius dan/atau terorganisasi.

3) Bukan pelaku utama dalam tindak pidana yang akan diungkapnya.

4) Kesediaan mengembalikan sejumlah aset (di kasus korupsi) yang diperolehnya dari perkara tersebut, yang dinyatakan dalam pernyataan tertulis.

5) Adanya ancaman yang nyata. Atau kekhawatiran adanya ancaman, tekanan, baik secara fisik maupun psikis terhadap JC dan keluarga.

Sedangkan, keuntungan tersangka jadi JC, ada tiga:

A) Pelaku berpeluang mendapatkan tuntutan hukuman ringan,

B) Pelaku bisa mendapatkan potongan masa hukuman/remisi,

C) Pelaku berpeluang mendapat pembebasan bersyarat, setelah menjalani 2/3 masa hukuman.

Intinya, seandainya Putri mengajukan diri jadi JC, maka hanya demi mengambil keuntungan pribadi. Tidak sesuai tujuan penegakan hukum, mengungkap kejahatan yang dilakukan pelaku utama.

PUTRRIIII.jpgPutri Candrawathi. (FOTO: TikTok/ Revalipop - orami.co.id)

Istilah JC kini jadi popular. Tersangka cenderung ingin jadi JC. Ibarat pemain catur, kalau posisi sudah kepepet, mending kehilangan kuda dibanding benteng. 

JC diterapkan di Amerika Serikat sejak sekitar seabad lalu. Penegak hukum di sana melakukan terobosan hukum (menerbitkan aturan JC) untuk perkara hukum yang sulit diungkap. Kejahatan yang dilakukan kelompok mafia.

Alphonse Gabriel Capone (terkenal sebagai Al Capone) penjahat legendaris Amerika yang dihancurkan aparat penegak hukum setelah ada aturan JC. Padahal, ia membangun jaringan mafia yang sangat kuat sejak 1925, sampai ia masuk penjara 1932 ketika ia berusia 33.

Deirdre Marie Capone  dalam bukunya "Uncle Al Capone, The Untold Story from Inside His Family (2010) mengisahkan dengan gamblang Al Capone. 

Deirdre Marie Capone adalah cucu Ralph Capone, yang adik kandung Al Capone. Jadi, Marie adalah cucu keponakan Al Capone. Dan, karena dia menyandang nama belakang Capone, sehingga dia kesulitan dapat kerja di sana.

Dikisahkan di buku Marie, Al Capone kecil adalah pelajar yang cerdas. Tapi bandel. Sekolahnya berakhir di usia 14, dikeluarkan dari sekolah karena memukul wajah guru wanita. Sejak itu Capone tidak pernah sekolah lagi.

Copone remaja bekerja paruh waktu di sekitar Brooklyn. Jadi penjaga toko permen, juga penjaga arena bowling. Perilaku jahatnya terbentuk sejak kenal Johnny Terrio, penjahat Brooklyn yang kemudian jadi mentor Capone.

Di usia 26 pada 1925 Capone sudah mengorganisir kelompok mafia. Ia merekrut saudara-saudaranya bermarga Capone, masuk kelompok itu. Awalnya memproduksi minuman keras yang pada zaman itu dilarang. Sampai akhirnya kelompok Capone sangat kuat.

Kelompok ini kuat, sebab menyogok polisi dan pejabat korup. Capone tidak segan membunuh anggotanya yang berkhianat. Bahkan, ketika ia mencurigai anggota akan berkhianat, bisa langsung dibunuh. Polisi praktis tak berkutik.

Di situlah ditemukan ide aturan JC. Organisasi Capone hancur, setelah seorang anggotanya ditangkap polisi, lantas anggota itu 'menyanyi'.

Tentu, sang 'penyanyi' dilindungi sangat ketat oleh (semacam) LPSK di sana. Dari 'nyanyian' itulah polisi punya bukti hukum, menyeret Capone. 

Capone masuk penjara pertama kali pada 1932, saat usianya 33. Akibat nyanyian JC. Sejak itu karir Capone sebagai penjahat, selesai.

JC atau 'penyanyi' di perkara hukum Capone, bukan anggota keluarga yang punya hubungan darah dengan Capone. Meskipun, para anggota suatu kelompok mafia, sudah bersumpah sebagai saudara.

Di kasus Sambo, pihak LPSK sudah menolak seumpama Putri Candrawathi mengajukan diri jadi JC. 

Dalam setiap persidangan, pun saksi yang punya hubungan darah dengan terdakwa, tidak disumpah. Artinya, aturan tersebut sudah mencurigai akurasi keterangan saksi. Sehingga tidak perlu disumpah.

Sebaliknya, jika Putri bersaksi di persidangan kelak, dan kesaksiannya meringankan hukuman Sambo, justru wajar. (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda