COWASJP.COM – Pertemuan sekitar 24 mantan karyawan Jawa Pos di Joglo Babon Angkrem, Wagir, Malang, Minggu (23/7/2023) siang menghasilkan keputusan untuk mendatangi langsung mantan bos Dahlan Iskan atau yayasannya. Keputusan itu diambil setelah perjuangan untuk menagih hak persentase saham karyawan 20 persen belum berhasil. Setelah Yayasan Karyawan Jawa Pos didirikan kembali Agustus 2022.
Yayasan Karyawan Jawa Pos dibubarkan oleh pihak manajemen pada 2001 silam. Ketidakpastian hasil perjuangan itulah yang membuat mereka bergolak untuk memperjuangkannya hingga titik darah penghabisan.
Semangat nagih janji deviden dan saham karyawan Jawa Pos kepada bos Dahlan Iskan dicanangkan secara berkobar di Joglo Babon Angkrem, Pandanrejo, Wagir, Kabupaten Malang, Minggu siang (23/7/2023).
Semangat sekitar 24 mantan karyawan percetakan, bengkel, grafis dan redaksi itu adalah mencairkan hak deviden yang belum diterima sejak 2001. Pencairan dana deviden tersebut sangat dibutuhkan di hari tua mereka.
Ratusan para mantan karyawan Jawa Pos ada yang sudah meninggal, dan ada yang masih hidup dengan menyandang sakit serta cacat.
Para mantan karyawan Jawa Pos telah berjuang memperoleh kembali hak saham dan devidennya sejak tahun 2021. Tapi belum membuahkan hasil.
Para mantan karyawan Jawa Pos tersebut tergabung sebagai anggota Yayasan Pena Jepe Sejahtera. Terbentuknya Yayasan Pena Jepe Sejahtera merupakan keputusan Pengadilan Negeri Surabaya, 9 Mei 2022. Berkat perjuangan Tim Pejuang Hak Karyawan Jawa Pos (TPHK JP) dan kesediaan mantan boss Dahlan Iskan untuk menempuh jalan damai di PN Surabaya.
Saham karyawan 20 persen tersebut ternyata telah dibagi-bagikan kepada 8 pemilik saham Jawa Pos Holding pada 2016.
Dahlan Iskan kemudian mengembalikan 2 persen (dari 20 persen saham karyawan) kepada Yayasan. Tujuh pemilik saham lainnya belum mengembalikan 18 persen saham karyawan.
Kini 24 mantan karyawan Jawa Pos di Joglo Babon Angkrem tersebut menagih pencairan deviden 2 persen yang dikembalikan Dahlan Iskan.
Arifin (kiri) mantan karyawan percetakan yang menderita stroke menangis mendengar pembicaraan dalam pertemuan di Joglo Babon Angkrem. (FOTO: Soerijadi)
“Uneg-uneg kami setuju mendatangi langsung Pak Dahlan Iskan yang telah berjanji memenuhi. Kami melupakan dulu 20% saham, tetapi 2% dari saham Pak Dahlan segera dicairkan,” ujar Minar yang merasa yakin janji yang diberikan dengan materai di atasnya itu sah.
"Banyak teman-teman yang sakit dan meninggal. Semoga Pak Dahlan khusnul khotimah di akhirnya nanti dengan menepati janjinya.” tandas Minar yang bersemangat membantu teman-teman dari Klaten, Solo, Madiun, Nganjuk, Surabaya dan Malang.
Pernyataannya itu disambut dengan semangat oleh Zainul Hanafi (bagian percetakan) dari Nganjuk. “Proses perjuangan mengambil hak kita atas 2% saham betulkah? Harap TPHK HP dan Yayasan Pena JP Sejahtera memintanya kepada Pak Dahlan. Beliau sudah bijak berjanji,” katanya datar.
Ia sepakat untuk melanjutkan perjuangan ini hingga akhir hayat dan sepakat ramai-ramai menemui Pak DI (Dahlan Iskan). “Moga Pak DI diterima amal baiknya dengan menepati janji serta khusnul khotimah,” lanjutnya.
Munash Fauzie dan Yarno (kanan). (FOTO: Soerijadi)
Warisan (mantan bagian percetakan dari Surabaya) juga mengharapkan pemenuhan janji pencairan deviden karyawan 2%. “Kami ingin bertemu Pak DI untuk menanyakan tentang saham kami. Kalau tuntutan kita ini terasa lambat dengan plan A, maka kita akan gunakan plan B,” tegasnya. Tak dijelaskan plan A dan plan B itu yang bagaimana.
Bagian percetakan, kata Warisan, sudah lama dianaktirikan dari bagian yang lain. Karena itu Warisan akan melakukan perjuangan hingga titik darah penghabisan.
"Tapi jika dalam 2 minggu ini sudah ada tanggapan, tidak perlu bergerak ke rumah Pak DI,“ tegasnya.
Sementara itu, bagian perlengkapan Soerijadi juga sepakat untuk menagih pencairan deviden 2% saham karyawan untuk teman-temannya semua. “Saya ini bagian usung-usung, tolong segera melaksanakan janji 2%nya. Kami menagih ke Pak DI dan yayasan...cair-cair." ungkap lelaki yang suka minum kopi itu.
Salah satu karyawan yang hadir dengan dibopong 2 orang karena menderita stroke juga memberikan komentar untuk segera dipenuhi janjinya. ”Tolong dibantu....cair-cair” kata Arifin terbata-bata tidak jelas.
Minar (kanan) dan Ubra salah seorang pembicara dari Solo. (FOTO: Soerijadi)
Ubra, bagian percetakan dari Klaten Solo juga memberikan dukungan agar segera ada pencairan. Ia mengharapkan tidak ada kebocoran pada TPHK JP yang menjadi tumpuan penyelesaian masalah karyawan ini.
”Sedikit pertanyaan muncul siapa TPHK JP ini? Apakah ada bocor alus. Ini hak. Nilai tidak sedikit teman-teman mantan JP sangat membutuhkan," kata Ubra.
Budi Prayoga (pracetak) juga ikut menimpali, ”Sungguh saya sangat terharu dengan semangat perjuangan teman-teman ini. Saran saya lebih baik secara rombongan datang ketemu ke kantor JP. TPHK JP tidak gerak, kita maju. Jangan sebagai tandingan TPHK JP, nanti bisa dicoret.....eman.”
Salah satu bagian redaksi yang kebetulan ikut hadir diminta komennya juga mendukung perjuangan para manta karyawan ini.
“Saya bekerja 5 tahun sejak awal dipegang Tempo. Saya hanya diberi selembar kertas untuk purna tugas, jadi ikut mendukung perjuangan saja,” kata Munash Fauzie.
Sementara itu, bagian percetakan dari Bogingin Surabaya, Soleh Fathurrochman juga mempertanyakan kembali deviden dan saham karyawan. “Katanya 20% saham. Tolong teman-teman yang tahu disampaikan, bahkan sudah cukup waktu ini,” ungkapnya.
“Kita beri waktu pertama mediasi deadline TPHK JP dulu, baru kedua berhak maju sendiri nantinya,” imbuh Warisan. ”Moga mas Surya Aka, ketua, mas Slamet Oerip bisa memberi kabar baik dan gembira 2 minggu ini untuk menuntut hak kita," tutup Zainul.
Dari kiri: Mansyur Effendi, Sugeng Tole, Mirdad. (FOTO: Soerijadi)
Begitulah harapan para mantan karyawan Jawa Pos yang hadir dengan tekad kuat untuk memperoleh deviden dan saham dari Jawa Pos.
Mereka mengadakan pertemuan untuk keseriusan sejak pukul 10.00 WIB hingga pukul 14.14 WIB. Pertemuan ditutup dengan foto bersama di panggung “Joglo Babon Angkrem” berlatar spanduk tulisan “Penderitaan kami panjang, tolong diperhatikan” sambil meneriakkan yel-yel .... cair... cair.... cair.(*)