Selamat Jalan Konco Lawas, Joko Susilo
Sebagai Konco Lawas (CoWas), sampeyan aktif nyambung silaturahim. Niatan untuk menjadi tuan rumah reuni CoWas, menjadi buktinya.
SelengkapnyaSebagai Konco Lawas (CoWas), sampeyan aktif nyambung silaturahim. Niatan untuk menjadi tuan rumah reuni CoWas, menjadi buktinya.
SelengkapnyaSaat itu aku masih mahasiswa. Numpang baca Jawa Pos di parkiran motor kampus. Nama sampean ngetop banget, sebagai wartawan JP yang paling fasih ngomong Inggris, di samping junior sampean mas Ali Murtadlo.
SelengkapnyaINNALILLAHI wa innailaihi rojiun.... Kaget setengah mati ketika bos Kalteng Pos infokan saya, mas Joko Susilo wafat. Kebetulan kami lagi makan siang di Kayahan, Palangkaraya, Kalteng.
SelengkapnyaSiang itu saya ternganga melihat tayangan di sebuah stasiun teve swasta. Reporter berita televisi tersebut menyebutkan volume sampah yang setiap hari dihasilkan oleh Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sebanyak 1.600 ton.
SelengkapnyaUjung jembatan Suromadu Surabaya hampir setiap pagi disinggahi bikers pancal. Tak terkecuali SiKempot dan SiKempit.
SelengkapnyaMenapak awal tahun 2016, kegamangan terasa kian mengembang. Fenomena apakah sebenarnya yang tengah menimpa jagat sepakbola Indonesia sekarang?
SelengkapnyaMasih ingat M Kusnan? Gelandang buldozer Niac Mitra yang pernah menangani Arema Malang, Putra Samarindah dan beberapa klub Liga Indonesia ini tiba-tiba nelpon saya.
SelengkapnyaGEGAP gempita persiapan tim sepakbola Indonesia tahun 1992 begitu membahana di seluruh tanah air. Setiap wilayah yang memiliki tim Divisi Utama PSSI (saat itu Divisi Utama kasta terpuncak sepakbola Indonesia) selalu diagung-agungkan semua pihak.
SelengkapnyaSiang tadi SiKemprut sama SiKemprit terkekeh kekeh saat melintasi musholah SDN Wadung Asri Waru Sidoarjo. Betapa tidak!
SelengkapnyaMALAM itu seorang bos pabrik rokok nelpon SiKemprut. Ia ngajak sowan ke rumah kiyai kondang yang kharismatik.
Selengkapnya