Merasa ''Disingkirkan'' JP Hartoko Pilih Keluar Gabung ANTV
Alegori Hartoko. Sebagai reporter --‘kota Surabaya’--di Harian Jawa Pos, Hartoko tahun 1996-an, tergolong wartawan yunior JP cukup produktif.
SelengkapnyaAlegori Hartoko. Sebagai reporter --‘kota Surabaya’--di Harian Jawa Pos, Hartoko tahun 1996-an, tergolong wartawan yunior JP cukup produktif.
SelengkapnyaJagat jurnalistik olahraga kehilangan salah seorang wartawan terbaiknya, yaitu Kholili Indro atau biasa disapa KO. Itu kode yang dipakai dalam setiap tulisannya di Jawa Pos (JP).
SelengkapnyaAwal Februari lalu adalah pertemuan saya yang pertama dengan Hartoko Ariputro setelah tahun 1995 kami berpisah.
SelengkapnyaHari ini dua orang anggota Cowas (konco lawas) Jawa Pos kembali ke hadirat Illahi. Tadi sore Mas Hartoko, mantan wartawan JP yang kemudian berkarir di ANTV biro Surabaya meninggal.
SelengkapnyaLaksamana Madya TNI (Pur) Sumartono, Sabtu malam 9 Juli 2016 telah tiada. Lulusan terbaik Akademi TNI AL tahun 1978 kelahiran Wates, Kediri, itu meninggal dunia setelah kanker ganas menyerang rongga hidungnya yang baru diketahui beberapa bulan lalu.
SelengkapnyaSepulang dari Jakarta, Rabu lalu (22 Juni 2016) badan saya masih terasa lelah.
SelengkapnyaSemula , saat Mas Anwar Cowas (Konco Lawas) JP Malang menulis di WA, Kamis 24 Maret " ada berita duka teman Cowas Mojokerto telah berpulang, saya berpikir siapa yg meninggal? "Mosok Mas Kardi?" kata saya dalam hati.
SelengkapnyaKeluarga Besar Konco Lawas (Cowas) yang dulu pernah menjadi "satu" di bawah bendera Jawa Pos, kembali berduka. Salah satu sahabat terbaik yang selama ini tinggal di Mojokerto,
SelengkapnyaBerita meninggalnya junior saya Djoko Susilo; Selasa siang kemarin, tak pelak lagi membuat saya tersentak.
SelengkapnyaSELAMA mengikuti prosesi kedatangan jenazah Joko Susilo di rumah duka di Sentul City, banyak yang I membuat saya terkesima. Saya menyaksikan bagaimana seorang Joko bisa memiliki banyak teman yang luar biasa.
Selengkapnya