Tertutup Terbuka
Sudah 20 tahun bangsa ini menjalani Pemilu sistem terbuka. Ini awalnya sebagai koreksi terhadap sistem tertutup selama Orde Baru.
SelengkapnyaSudah 20 tahun bangsa ini menjalani Pemilu sistem terbuka. Ini awalnya sebagai koreksi terhadap sistem tertutup selama Orde Baru.
SelengkapnyaFarid hampir saja frustrasi. Yakni ketika mendapat tugas yang tidak sesuai dengan harapannya. Ia masih sangat muda waktu itu. Pangkatnya baru letnan satu. Hatinya bergejolak. Tidak puas.
SelengkapnyaBulan bulat sudah cukup tinggi di langit Kanjuruhan. Itu purnama ketiga pasca bencana besar 1 Oktober tahun lalu.
SelengkapnyaTapi kalau bebatuan di bulan itu ternyata mengandung asteroid yang terbaik, bisa jadi banyak yang akan punya perusahaan tambang di sana.
SelengkapnyaSaya bertanya kepadanya: bagaimana bisa Anwar Ibrahim, perdana menteri Malaysia itu, berpidato dalam bahasa Indonesia yang begitu baik. Hampir tidak terasa logat Melayu-nya.
SelengkapnyaFakta: ditemukan DNA milik satu orang saja di sarung pisau itu.
SelengkapnyaBahayanya: saya menjadi punya keterikatan emosional dengan mereka. Satu orang per satu orang. Terbayang terus wajah mereka, mimik mereka, gaya bicara mereka, kejenakaan mereka. Pun persoalan yang mereka hadapi.
SelengkapnyaPartai Republik, kali ini memang memegang mayoritas: 222 kursi. Partai Demokrat hanya 212 kursi. Tapi sebagian anggota DPR Republik membelot.
SelengkapnyaItulah Lin Ce Wei. Ahli keuangan swasta yang tahun lalu diminta membantu mengatasi gejolak harga minyak goreng. Yang meminta adalah Menteri Perdagangan (waktu itu) M. Lutfi. Jaksa pun menuntutnya 8 tahun penjara. Ditambah membayar Rp 1 miliar.
SelengkapnyaJumlah mahasiswanya pun tak tertandingi: hampir 500.000. Tepatnya: 412.697.
Selengkapnya