Laporan dari Swiss (38)

27 Maret, Waktu di Swiss Harus Dimajukan Satu Jam

Musim semi telah tiba. Dari kiri: Zygmund, Papi Fariz Hidayat, Zirco, Okky Putri Prastuti (penulis). (FOTO: Okky Putri Prastuti)

COWASJP.COM – Musim semi – salah satu musim yang ditunggu-tunggu oleh berjuta umat di Eropa. Bunga-bunga cantik bermekaran selalu menjadi objek pengambilan foto ataupun video. 

Tepat pada 20 Maret 2022 musim telah berganti dari musim dingin ke musim semi. Artinya selamat tinggal salju dan winter coat

 

Musim semi disambut dengan hangat. Suhu udara mencapai belasan derajat Celcius. Masih memakai jaket, namun syal, topi, dan sarung tangan mulai pelan-pelan ditinggalkan.

Keanehan yang kedua kali datang lagi. Apa itu moms? Karena matahari sudah mulai terbit pagi hari sekitar jam 06.00 CET (Central European Time). Maka waktunya pergantian jam lagi untuk saver day light. Beberapa kawan pembaca mungkin masih ingat bahwa saat tiba musim gugur waktu bergeser mundur 1 jam. Sedangkan per 27 Maret 2022 (hari minggu di akhir bulan Maret) waktu akan maju 1 jam. Sehingga pada tanggal 27 Maret 2022 saat pukul 01.00 CET dini hari, penduduk di Eropa mengganti jam-nya menjadi pukul 02.00 CEST (Central European Summer Time). Waktu tidur serasa lebih cepat. 

Petunjuk waktu di handphone akan otomatis ganti. 

BACA JUGA: Kali ini Kami Ingin Melihat Langsung Cantiknya Kota Luzern

Sedangkan jam dinding dan jam tangan wajib langsung disesuaikan. Kalau tidak, bisa telat berangkat sekolah ataupun masuk kantor. 

Mengapa waktu perlu dimajukan dan dimundurkan di Eropa?

Karena musim semi dan musim panas matahari bersinar lebih lama. Maghrib sudah mundur menjadi jam 20.00 CEST yang mana saat musim dingin jam 16.30 CET matahari sudah tenggelam. Jadi kalau puasa pas musim dingin bisa cepet berbuka puasa nih, hhehe. 

Sistem ini bertujuan untuk menyimpan cahaya siang hari. Kegiatan kerja dan sekolah dimulai dan diakhiri lebih cepat.  Selain itu setelah jam pulang kerja, mereka masih bisa merasakan hangatnya hari dan pergi bersantai berjemur di danau ataupun berkumpul dengan keluarga/teman di taman.

musim-semi1.jpgTaman kecil di depan Gedung Eracom Vigie. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Sinar matahari sudah sangat ditunggu-tunggu oleh warga Eropa. Bagaimana tidak, kemarin saat musim gugur dan dingin datangnya matahari sangat malu-malu. Terlebih lagi saat musim dingin, saat siang hari saja matahari tidak terasa sangat terik dan pukul 16.00 CET sudah mulai gelap. 

Untuk orang Asia baik anak-anak maupun dewasa wajib mengonsumsi asupan vitamin D supaya kebutuhan tubuh tercukupi. Jadi, meskipun cuaca sangat dingin, kami tetap berusaha keluar memakai jaket komplit untuk mendapatkan vitamin D dari sinar matahari. 

BACA JUGA: Dua Tujuan Wisata Andalan di Lausanne Sering Terlewatkan

Awal bulan April ini menjadi bulan istimewa untuk umat muslim. Yaitu datangnya Bulan Ramadhan. Bulan penuh keberkahan yang dinanti-nanti oleh seluruh umat muslim di dunia. Ini pertama kalinya kami menunaikan ibadah puasa di negeri orang. 

Waktu puasa masih sama dengan Indonesia sekitar 14 jam. Subuh di Swiss sekitar pukul 05.45 CEST dan maghrib pukul 20.05 CEST. Tapi semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri, waktu subuh bergeser pukul 04.43 CEST, sedangkan waktu maghrib lebih lama yaitu 20.43 CEST. 

Bismillah, semoga diberi kemudahan dan keberkahan oleh Allah. Aamiin.

Sedangkan untuk warga lokal Eropa sendiri juga ada hal istimewa lainnya lho. Pada tanggal 1 April 2022 kemarin yang seharusnya musim semi dinikmati dengan hangat, ternyata tiba-tiba turun salju. Hampir di seluruh kota di Swiss dan juga negara di Eropa lainnya. Swedia, Inggris, Belanda, Jerman pun mengalami hal serupa. 

musim7.jpgCherry blossom bersalju di Bern (Foto: Mbak Bella Bern)

Lausanne yang biasanya jarang turun salju, kali ini di daerah sekitar apartemen kami ternyata turun salju cukup lebat. 

Menurut info dari teman di Bern, yaitu Mbak Bella yang ternyata juga asli kera Ngalam (Malang, Jatim) Araya:  “Hal serupa di awal April ini beberapa kali terjadi 2-3 tahun belakangan. Di saat bunga Cherry Blossom yang khas berwarna pink sudah tumbuh cantik, bisa tiba-tiba turun salju”. 

Suhu yang sudah mencapai 18 derajat Celcius atau bahkan di Jerman sudah mencapai 20an derajat Celcius, tiba-tiba drop lagi menjadi minus derajat Celcius. Cuaca benar-benar tidak bisa diprediksi. “Winter coat (busana musim salju) yang sudah dicuci bersih dan disimpan rapi di lemari ternyata harus dikeluarkan lagi”, kata Mbak Tari (teman di Lausanne).

musim-semi5.jpgSebelum DoubleZ (Zirco dan Zygmund) berlarian diajak foto dulu. (FOTO: Fariz Hidayat)

Untungnya di akhir Maret kemarin sudah sempat berfoto-foto dengan Cherry Blossom. Kami sampai mendatangi 3 tempat berbeda di Kota Lausanne tercinta untuk bisa berfoto dengan bunga Sakura khas Jepang. Saat berada di taman tersebut sudah berasa liburan di Negeri Sakura, kurang bawa tikar saja untuk berpiknik di bawah pohon. 

Tiga taman yang kami kunjungi adalah Parc Musee de I’Elysee (Taman di belakang Museum Elysee), Parc de Mon Repos, dan Taman kecil di daerah Vigie. 

BACA JUGA: Semoga Kelak Double Z Diterima di Tempat Albert Einstein Kuliah

Pertama kami mengunjungi taman kecil di daerah Vigie, ada 4 pohon besar yang sudah tumbuh Cherry Blossom. Kami mengetahui tempat ini saat naik kereta metro 1 ke arah Renens Gare. Langsung mengajak Papi Fariz dan Double Z untuk berhenti di stasiun pemberhentian Vigie. .

Dari stasiun cukup jalan sekitar 300 meter untuk tiba di pohon cantik ini. 

Kemudian teman Papi Fariz memberikan rekomendasi bahwa banyak Cherry Blossom cantik di daerah Ouchy atau Lac Leman (Danau Geneva). 

musim-semi1.jpg2.jpgKeindahan Cherry Blossom. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Yang dimaksud adalah di Parc Musee de I’Elysee. Terletak dibelakang Musee de Olympic. Tidak hanya 4 pohon besar tapi sederetan taman panjang. Sungguh indah sekali. Ingin mengambil foto DoubleZ dengan latar belakang bunga pink ini, namun nyatanya mereka lebih antusias untuk berlari-larian. 

Mereka bertemu lintasan berlari di area taman yang berhubungan dengan taman Musee Olympic. Akhirnya mereka adu berlari. Hitung-hitung olahraga siang hari karena cuaca saat itu benar-benar cerah dan hangat. 

Tempat yang ketiga yaitu Parc de Mon Repos atau Taman Mon Repos. Letaknya agak jauh dari rumah sekitar 3,5 kilometer. Kami naik bus ke stasiun metro, kemudian naik metro turun 6 stop untuk sampai di stasiun Ours. Dari stasiun masih jalan sekitar 500 meter dengan melewati tangga yang lumayan banyak. Pegelnya terasa banget moms apalagi sambil angkat stroller. Tapi pegelnya sudah terbayarkan dengan melihat keindahan taman. 

Tidak hanya anak kecil yang suka dengan suasana ini, yang remaja hingga paruh baya juga menanti-nanti.

Setelah hujan salju menyerang biasanya bunga-bunga mulai berubah warna menjadi pink tua dan nantinya gugur. Jadi sedih deh hanya melihat moment ini sebentar. 

Diprediksi suhu drop dan salju turun hingga 1 minggu. Kalau di Indonesia sudah seperti musim pancaroba yang tiba-tiba hujan dan panas datang bergantian. Harus tetap jaga kesehatan dan menyesuaikan pakaian kembali saat keluar rumah.

Teruntuk keluarga tercinta kami di Surabaya, Malang, dan Batu serta kawan pembaca semua yang ada di penjuru Indonesia dan luar negeri: Selamat menunaikan ibadah puasa. Cium jauh dan peluk hangat kami berempat dari Switzerland. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga amalan ibadah di Bulan Ramadhan diterima oleh Allah yang Maha Kuasa. Aamiin.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda