COWASJP.COM – SEDIKITNYA 10.000 personel Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan di Bumi Perkemahan, Ragunan, Jakarta, Selasa (18/4). Apel dipimpin langsung Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas.
Menurut Yaqut, banyak pihak menyebut apel ini dikaitkan dengan Pilgub DKI Jakarta putaran kedua yang mempertemukan Ahok-Djarot lawan Anies-Sandi. Namun pria yang akrab disapa Gus Tutut ini membantahnya.
Apel Kebangsaan ini, menurut Yaqut, digelar untuk memperingati hari lahir Ansor ke-83 yang jatuh pada 24 April. ’’Jadi, tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI karena sudah kami rencanakan jauh-jauh hari dan ini hanya kebetulan saja,’’ kata Yaqut usai memimpin Apel.
Sejauh ini berkembang isu bahwa Apel Banser digelar untuk menandingi Tamasya Al-Maidah yang digelar kelompok tertentu. Apalagi, Tamasya Al-Maidah disebut-sebut akan diikuti peserta dengan jumlah cukup banyak.
Menurut pria yang juga anggota Komisi VI DPR RI tersebut, karena bukan untuk kepentingan politik, maka pasukan Banser tak akan dikerahkan untuk mengamankan TPS-TPS saat pencoblosan. Ribuan Banser yang berseragam doreng tersebut akan tetap berada di Bumi Perkemahan saja.
’’Namun, apabila negara memanggil, aparat keamanan memanggil, kami sudah siap di sini. Kalau negara butuh back up karena ancaman sesuatu, kami siap. Anggota Banser ada 2 juta personel. Kami juga tak hanya melakukan Apel di Jakarta saja, tapi seluruh Indonesia. Setelah ini ada Sulut, Sumsel dan Kendal,’’ tegas Yaqut.
Mengenai akan adanya aksi Tamasya Al-Maidah yang dilakukan kelompok tertentu saat pencoblosan di Pilgub DKI, Rabu (19/4), pihaknya tak begitu memahami maksudnya.
Ia justru mempertanyakan aksi mobilisasi massa ke TPS-TPS tersebut. ’’Itu tamasya apa sih, mending di (Kebon Binatang) Ragunan, enggak jelas begitu. Yang jelas keberadaan kami di sini bukan untuk menghadapi Tamasya Al-Maidah, tapi untuk memperingati hari lahir Ansor dan ini sudah rutin kami lakukan,’’ kata pria kelahiran Rembang, 4 Januari 1975 tersebut. (*)