Pendidikan

Kampus UII Siap Kolaborasi Atasi Perubahan Iklim

Suasana acara yang digelar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang berkolaborasi dengan AECOM/USAID. (Foto: dok FTSP UII for CoWasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Erwan Widyarto

----------------------------------

LANGKAH-LANGKAH untuk menyelamatkan lingkungan terus bergulir di kampus. Salah satunya dari kampus universitas swasta tertua di Indonesia, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) berkolaborasi dengan AECOM/USAID, Kementrian PUPR, ICMI DIY, ALFIS, serta berbagai instansi yang terkait dengan isu-isu perubahan iklim, mengadakan kegiatan Forum Global. 

Forum ini membahas topik serius Climate Change and Built Environment: “Threats and New Solutions for Infrastructure Development”. Sejumlah narasumber memaparkan pemikiran dan kiprahnya dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

uii-YGYAwlfY6.jpg

Dr. Keith Bettinger perwakilan dari AECOM/USAID tampil dengan topik materi Global Overview of Climate Change. Keith menegaskan, setiap perencanaan infrastruktur hendaknya selalu mempertimbangkan aspek pengaruh dari perubahan iklim. 

Dikatakannya, USAid siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan adaptasi dan mitigasi untuk climate change (perubahan iklim).

Pemaparan materi dilanjutkan dengan sejauh mana kemajuan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (RAN MAPI) yang disampaikan oleh Staf Ahli Kementrian PUPR Ir. H. Khalawi AH. M. Sc. M.M. 

UII-YOGYA1Ct1kH.jpg

Ketua ICMI DIY Herry Zudianto, SE. Akt., MM. menyampaikan topik MAPI Best Pactice: Lesson Learn from Jogjakarta. Wali Kota Jogja 2 periode ini menyampaikan pengalaman selama 10 tahun sebagai "pelayan" masyarakat Jogja. Herry menegaskan agar program bisa lestari, maka sebaiknya pemerintah memiliki semacam GBHN atau GBHD (Daerah). 

"Ini penting karena sekarang ada kecenderungan, kalau suatu daerah ganti pimpinan, maka ganti juga kebijakan. Hal ini terjadi karena lemahnya "pengikat" program," ujar Herry.

Herry juga berbagi ide agar program bisa bertahan dan berkembang, maka hendaknya program yang diinisiasi pemerintah disambungkan dengan masyarakat. Sehingga program tersebut bisa berjalan tanpa intervensi pemerintah. 

Ketika sebagai walikota Herry telah banyak berbuat dalam rangka menahan kenaikan suhu udara. Misalnya upaya mematikan mesin kendaraan bermotor ketika menunggu traffic light, program menggalakan penggunaan sepeda dengan Sego Segawe, penghijauan kota dengan taman dan pergola sehingga Herry terkenal dengan sebutan Wagiman (Walikota Gila Taman) dan sebagainya.

uii-nyarZ1afi.jpg

Terakhir pemaparan materi disampaikan oleh Dr.Ing. Ir. Widodo Brontowiyono., M.Sc.  dari Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia. Widodo menyajikan penemuan-penemuan penelitian dan isu-isu terkini, serta penelitian-penelitian lanjutan yang penting dilakuan terkait dengan perubahan iklim.

Dikatakannya, Riset tentang dampak buruk perubahan iklim bukan untuk menakut-nakuti. "Effect dari climate change bukanlah sekedar cerita untuk menakut-nakuti, tetapi sudah menjadi fenomena nyata di kehidupan sehari-hari," urai Widodo.

Widodo juga mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap pengaruh dari climate change, perubahan cuaca.

Diungkapkannya pula, FTSP UII siap untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka mengembangkan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. "Termasuk pengembangan program SKK (Sinergi Kampus Kampung), kampus berusaha mengembangkan kolaborasi dg masyarakat sekitar dalam rangka menata lingkungan bersama. Alhamdulillah, Kabupaten Sleman - melalui Bupati - mendukung kegiatan ini," tandas Widodo.

Forum global ini adalah sebuah dokumen yang berisi masukan-masukan dalam rangka mendukung implementasi Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (RAN MAPI). Masukan-masukan tersebut dinyatakan dalam sebuah naskah akademik yang berjudul Yogya Statement Mitigation and Adaptation on Climate Change for Infrastructure and Built Environment Resilient. Statemen tersebut berisi tentang poin-poin action projects yang bersifat taktis dan strategis untuk mendukung kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah dalam rangka menghadapi perubahan iklim di Indonesia. (*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda