Trik Bupati Bolsel agar Stafnya Disiplin

COWASJP.COMBIASANYA safari pejabat ke daerah-daerah dilakukan melalui safari Ramadhan atau salat Jum’at bersama. Namun tidak demikian dengan yang dilakukan oleh Bupati Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara, Herson Mayulu,.untuk menandai program 100 hari kepemimpinannya. Beliau melakukan safari salat subuh bersama di beberapa masjid di daerahnya.

Program ini menjadi visi pemerintah Bolsel untuk menciptakan Bolaang Mongondow Selatan yang relijius. Baru-baru ini penulis mengunjungi daerah tersebut dan sempat ikut salat subuh berjamaah di Masjid Desa Adow, Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Inilah trik bupati untuk melatih disiplin stafnya.

“Kami setiap hari Sabtu mengagendakan salat Subuh di masjid-masjid,’’ ungkap H Herson Mayulu ketika memberikan sambutan usai salat subuh berjamaah.

Kegiatan itu, lanjut bupati, merupakan bagian program pelaksanaan visi-misi pemerintahan di masa bakti kali keduanya, yakni Bolaang Mongondow yang relijius. “ Untuk menyukseskan acara ini seluruh Kepala SKPD kita wajibkan untuk ikut dan mengajak seluruh staf. Kalau tidak hadir akan diberi sangsi,’’ ungkapnya.

Pada awalnya kegiatan itu mendapat cibiran masyarakat luas. Namun bupati tidak gentar dan terus melakukan kegiatan tersebut. Belakangan justru mendapat dukungan luas dari ulama, tokoh masyarakat dan umat. “Ya... biasa perbuatan baik itu pasti ada tantangan. Namun hal itu tidak menyurutkan niat kami untuk melakukan kegiatan ini. Karena ini bentuk tanggung jawab kami kepada Alloh SWT, untuk mengajak beribadah kepada-Nya,’’ kata Herson.

Dalam safari salat suhuh, bupati selain memberikan arahan kepada da’i untuk memberikan tausyiah kepada jamaah. Pada kesempatan itu yang didapuk menjadi da’i adalah Dr Faisal Attamimi. Salah seorang pimpinan Pusat GP Ansor kelahiran daerah setempat yang kini menetap di Kota Palu (yang kebetulan hadir bersama penulis).

bupati-saat-bersepedaUhDXP.jpg

Bupati Bolsel saat bersepeda dengan rombongannya. (Foto: Kusnin/CoWasJP.com)

Pada kesempatan itu Faisal Attamimi, banyak mengupas tentang pentingnya salat dalam kehidupan seorang muslim dan dikaitkan dengan peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW..

“Inti Isra’ Mi’raj adalah perintah salat.Jadi memperingatan Isra’ Mi’raj sama saja dengan menyelenggarakan ulang tahun kewajiban salat,’’ katanya. Untuk itu, setiap muslim harus bisa meluangkan waktu untuk salat wajib. Karena salat mejadi rukun Islam yang wajib dilaksanakan. Karena salat menjadi tiang agama. Siapa yang melaksanakan salat berarti menegakkan agama dan tentunya siapa yang meninggalkan salat berarti merobohkan agama itu sendiri.

“Ini perintah Allah yang pertama kali akan ditanyakan saat semua insan menghadap-Nya.," tutur Dai DR Faisal Attamimi..

Salat tidak memerlukan waktu lama. Mungkin dalam sehari semalam kalau kita kalkulasi hanya butuh waktu setengah jam. Padahal,sehari semalam ada 24 jam,’’ ungkap Faisal.  “Jadikan ajaran disiplin dalam salat, sebagai spirit kinerja aparat dalam melaksanakan tugas sehari-hari,’’ tambahanya.

bupati-bolanganYPnXV.jpg

Foto: Kusnin/CoWasJP.com

Acara tersebut mendapat sambutan positif dari jamaah. Ada sekitar 700-an jamaah. Karena diikuti juga oleh peserta DTD Ansor dan Banser yang berjumlah sekitar 700 an peserta.

Kegiatan safari itu tidak hanya diterapkan di tingkat kabupaten,.tapi juga sampai ke desa-desa wilayah Kabupaten Bulaang Mongondow Selatan. ”Penegasan bupati saat pembukaan MTQ langsung kami tindak lanjuti,” ungkap Camat Helumo Medyan Katili.

Jika aparat desa tidak melaksanakan, terang dia, akan ada sanksi bagi mereka berupa pemotongan tunjangan kerja daerah (TKD) bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan tunjangan penghasilan aparatur pemerintah desa (TPAPD) bagi non-PNS.

”Satu kali tidak ikut, dipotong seperempat dan tiga kali absen tidak akan menerima TKD atau TPAPD,” ujar Katili.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya sudah dua kali melaksanakan salat Subuh berjamaah, yakni di Desa Duminanga dan Motolohu. Pekan ini program tersebut dilaksanakan di Desa Soputa.

”Kami sudah bekerja sama dengan para sangadi (kepala desa) dan akan terus dikontrol. Saat ini ada satu yang terancam tidak akan menerima tunjangan. Setelah presensi diserahkan imam, baru bisa dipertanggungjawabkan,” ucap Katili. *

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda